REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat konsumsi listrik nasional sudah menunjukan pemulihan meski tidak begitu signifikan. Realisasi pertumbuhan konsumsi kuartal pertama tahun ini turun 1,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menjelaskan realisasi konsumsi listrik di kuartal pertama tahun ini mencapai 60,33 TWh. Bob menjelaskan adanya penurunan tipis jika dibandingkan tahun lalu karena pada kuartal pertama tahun lalu belum ada penerapan PSBB.
"Tahun lalu kuartal pertama belum ada PSBB, jadi masih normal. Namun, ketika ada perbedaan yang tipis, ini ada indikasi pemulihan konsumsi," ujar Bob kepada Republika.co.id, Ahad (2/4).
Bob merinci, konsumsi listrik pada kuartal I ini didominasi oleh segmen rumah tangga sebesar 27 Twh. Sedangkan dari sisi industri sebesar 19,02 TWh. Dari sisi bisnis sebesar 10 TWh dan sisanya dari segmen publik lainnya.
Bob juga menjelaskan dari sisi konsumsi rumah tangga kuartal pertama ini mengalami pertumbuhan 3,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, salah satu faktor belum memulihnya konsumsi listrik secara optimal karena dari sisi bisnis dan industri masih mengalami kontraksi.
"Dari sisi bisnis terkontraksi 9,5 persen. Sedangkan dari sisi industri masih mengalami penurunan 1,01 persen," rinci Bob.
Bob melihat dengan adanya pertumbuhan listrik meski belum signifikan menjadi signal yang baik. Ia optimis di kuartal II, pertumbuhan listrik sudah akan membaik.
Bob mentargetkan konsumsi listrik nasional bisa tumbuh di atas 4 persen di kuartal II 2021 sehingga realisasi konsumsi listrik nasional di sepanjang semester I 2021 bisa tumbuh di atas 2 persen.
“Katalisnya adalah perekonomian semakin baik yang didukung Konfidens masyarakat semakin baik dengan konsumsi semakin besar. Ditambah industri kita tumbuh dengan menggantikan barang impor,” terang Bob.
Meski realisasi konsumsi listrik nasional masih mengalami penurunan mini, jumlah pelanggan PLN mengalami pertumbuhan. Bob mencatat, terdapat sebanyak 856 ribu pelanggan baru sehingga jumlah pelanggan PLN per akhir Maret mencapai 75,51 juta pelanggan, tumbuh sekitar 1,08 persen dibanding jumlah pelanggan pada akhir Desember 2020 lalu.