Ahad 02 May 2021 08:08 WIB

Pakistan Tutup 80 Persen Jalur Penerbangan 

Pembatasan diterapkan pada penerbangan charter dan pribadi serta layanan terjadwal.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi bandara.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Ilustrasi bandara.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan akan mengurangi jumlah penerbangan internasional masuk dan keluar dari bandaranya hingga 80 persen. Keputusan pemerintah ini dilakukan untuk membantu mengekang peningkatan kasus Covid-19. 

Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan, pembatasan akan mulai berlaku pada 5 Mei hingga 20 Mei, Sabtu (2/5). Badan itu tidak merinci penerbangan atau tujuan yang akan terpengaruh oleh tindakan tersebut.

Baca Juga

Saat ini pembatasan akan diterapkan pada penerbangan charter dan pribadi serta layanan terjadwal. Semua penumpang internasional setibanya di bandara Pakistan pada layanan yang tersisa akan diminta untuk menjalani pengujian antigen cepat dan harus menunjukkan tes RT-PCR yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum menaiki penerbangan menuju Pakistan.

Penumpang dengan tes Covid-19 negatif akan tetap menjalani karantina mandiri di rumah selama 10 hari. Sedangkan mereka yang dinyatakan positif akan dipindahkan ke fasilitas bayar sendiri untuk jangka waktu yang sama.

Penumpang yang masuk juga perlu mengunduh aplikasi di ponsel masing - masing untuk membantu memantau pergerakan. Akan ada pengecualian pada pengawasan ini untuk anak-anak di bawah 12 tahun, penyandang disabilitas, tamu internasional tingkat tinggi, dan orang yang dideportasi Pakistan.

Pemerintah dalam pernyataan yang didukung oleh Pusat Operasi Komando Nasional (NCOC), yang mengawasi tanggapan Pakistan terhadap pandemi, pengaturan akan ditinjau pada 18 Mei. 

Pakistan telah mengalami rekor kematian dalam beberapa hari terakhir akibat virus korona. Pembatasan lebih ketat berlaku pada pergerakan dan berkumpul di depan umum direncanakan untuk liburan Idul Fitri mendatang, meskipun infeksi belum mencapai tingkat di negara tetangga India.

Para pejabat khawatir sistem perawatan kesehatan negara  yang sudah tertekan dapat mencapai titik puncaknya jika varian virus yang lebih menular mulai menyebar, seperti yang terjadi di India. Pakistan melaporkan 4.696 kasus ovid-19 baru dalam 24 jam terakhir dan 146 kematian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement