Senin 03 May 2021 06:54 WIB

Pemprov DKI Dinilai Kurang Antisipasi Atasi Kerumunan Warga

Keramaian di Pasar Tanah Abang sudah mengkhawatirkan terhadap potensi Covid-19.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Hiru Muhammad
Warga berbelanja di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Ahad (2/5). Pada H-10 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah, kawasan tersebut mulai dipadati warga untuk berbelanja berbagai kebutuhan Lebaran guna mengantisipasi kepadatan petugas mengatur keluar-masuk pengunjung. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga berbelanja di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Ahad (2/5). Pada H-10 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah, kawasan tersebut mulai dipadati warga untuk berbelanja berbagai kebutuhan Lebaran guna mengantisipasi kepadatan petugas mengatur keluar-masuk pengunjung. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengkritik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani penyebaran Covid-19. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir terjadi kerumunan massa di sejumlah titik Ibu Kota.

"Aparat pemerintah di daerah tidak siap terhadap antisipasi gejolak membeludaknya Pasar Tanah Abang. Ketidaksiapan ini terlihat dari tidak adanya penyekatan, tidak ada penutupan pintu-pintu masuk transportasi," ujar Rahmad lewat keterangan tertulisnya, Ahad (2/5).

Ia menyayangkan dan mencemaskan keramaian yang terjadi di Pasar Tanah Abang oleh pengunjung. Keadaan ini disebut sudah mengkhawatirkan terhadap kemungkinan potensi paparan Covid-19.

"Kita harus segera konsolidasi, gubernur, Satgas daerah, dan aparat keamanan TNI-Polri untuk menganalisasi supaya segera diurai. Sehingga, tidak sampai terjadi penumpukan pengunjung lagi," ujar Rahmad.

Menurutnya, keramaian itu seharusnya dapat diantisipasi oleh Pemprov DKI Jakarta. Lewat suatu konsolidasi untuk terus melakukan sosialisasi ke masyarakat yang akan berkunjung ke pusat-pusat perbelanjaan menjelang Lebaran ini.

Baca juga : Usai Sri Mulyani Ajak Belanja, Pasar Tanah Abang Berjubel

"Mestinya pintu-pintu masuk menuju pasar Tanah Abang bisa direlokasi, dialihkan untuk sementara tidak masuk dulu ke Pasar Tanah Abang karena memang situasi tidak memungkinkan," ujar Rahmad.

Ia mengingatkan, hendaknya pemerintah belajar dari pengalaman yang terjadi di India saat ini. Negara tersebut kembali dihantam pandemi Covid-19 karena banyak kerumunan masyarakatnya di beberapa tempat.

"Jangan sampai kerumunan itu terjadi lagi. Ingat yang paling efektif itu adalah menetapkan prokes. Kita juga imbau masyarakat jangan paksakan untuk ke Pasar Tanah Abang atau pasar lain yang sangat ramai," ujar Rahmad.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyampaikan, terjadi lonjakan pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Sabtu (1/5) dibandingkan hari-hari sebelumnya. Menurut dia, pada hari biasa, bahkan sehari sebelumnya, yakni Jumat (30/4), jumlah pengunjung di pasar tersebut hanya sekira 35 ribu orang.

"Kemarin itu 87 ribu orang yang datang. Jadi, memang hari kemarin terjadi lonjakan yang tidak terduga," ujar Anies di gedung Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Ahad (2/5).

Oleh karena itu, dia menambahkan, pada Ahad, sekitar 750 personel gabungan disiagakan di Pasar Tanah Abang untuk menghindarkan terjadinya kepadatan pengunjung. Selain itu, para petugas juga akan mengawasi penerapan protokol kesehatan di lokasi tersebut.

"Jadi, 250 dari Satpol PP, 250 dari Polda Metro Jaya, 250 dari Kodam, siang hari ini mereka akan berada di lapangan bekerja untuk memastikan bahwa jumlah warga yang datang ke pasar," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement