REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada kuartal pertama tahun ini membukukan laba sebesar 61,5 juta dolar AS atau Rp 881,14 miliar (Rp 14.537 per dolar AS). Perolehan laba ini naik 22,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban menjelaskan capaian positif di kuartal pertama ini bisa menjadi pemicu semangat perusahaan untuk optimis mencatatkan kinerja keuangan yang positif di tahun ini. Arie menjelaskan pada tahun ini memang kondisi global masih dibayangi ketidak pastian, namun demand menunjukan hal yang positif.
"Untuk tahun ini kami memang fokus untuk melakukan ekspansi bisnis LNG termasuk LNG Retail karena demand gas bumi yang masih menjanjikan kedepan," ujar Arie, Senin (3/5).
Laba yang diperoleh oleh perusahaan memang naik, karena faktor efisiensi perusahaan. Sebab, secara pendapatan di kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan dari 873 juta dolar AS di 2020 menjadi 733 juta dolar di kuartal pertama tahun ini.
"Performa ini dikarenakan langkah strategis perusahaan dan efisiensi sehingga perusahaan bisa memberikan performa yang positif," ujar Arie.
Arie menjelaskan beban pokok perusahaan pada kuartal pertama tahun ini menurun dari yang semula di 2020 sebesar 586 juta dolar AS turun menjadi 531 juta dolar AS. Pendapatan kuartal pertama ini didominasi oleh penjualan gas bumi sebesar 916 BBTUD atau naik 7,86 persen dibandingkan target. Penjualan gas di PGN tercatat sebesar 835 BBTUD, sedangkan penjualan gas di Pertagas mencapai 81 BBTUD.
"Peningkatan didorong oleh pertumbuhan konsumsi gas bumi karena operasional pelanggan mulai rebound di sektor pembangkit listrik dan industri retail. Saat ini PGN telah melayani lebih dari 495.000 pelanggan di sektor rumah tangga, UMKM, industri, dan pembangkit listik," ujar Arie.
Direktur Strategis dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar menjelaskan untuk tahun ini PGN memang akan membangun infrastruktur dalam mengelola LNG retail. Untuk pasar domestik, bisnis LNG akan memiliki kontribusi besar melalui proyek konversi BBM ke LNG untuk pembangkit listrik PLN dan wilayah-wilayah yang belum terjangkau pipa gas khususnya di wilayah timur Indonesia. Untuk pasar luar negeri, perusahaan juga tengah melakukan pendekatan dengan pemain LNG di negara-negara target yaitu Filipina, Myanmar, Vietnam dan Thailand.
“Selain potensi bisnis LNG, PGN akan berperan aktif mendukung program RDMP Kilang salah satunya dengan membangun fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap yang diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up sampai dengan 111 MMSCFD,” ujar Syahrial.
Dalam jangka menengah, PGN tengah membangun infrastruktur Pipa Gas Senipah-Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan. Pipa Senipah-Balikpapan diestimasikan dapat mendukung penyaluran gas yang efisiensi untuk kilang dengan volume ramp up sampai 194 MMSCFD. Kedua infrastruktur gas untuk Kilang tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2023.