Senin 03 May 2021 14:54 WIB

Industri Padat Karya Jadi Prioritas Vaksinasi Gotong Royong

Program vaksinasi diprioritaskan berbasis zonasi dan yang sudah terdaftar di Kadin.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Vaksinasi massal yang diikuti oleh pegawai bank di GOR Kantor Pusat Bank BJB, Jalan Naripan, Kota Bandung, Selasa (23/3). Industri padat karya jadi prioritas pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Vaksinasi massal yang diikuti oleh pegawai bank di GOR Kantor Pusat Bank BJB, Jalan Naripan, Kota Bandung, Selasa (23/3). Industri padat karya jadi prioritas pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri padat karya jadi prioritas pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong. Alasannya, industri padat karya menyerap lebih banyak tenaga kerja dibanding industri padat modal. Banyaknya tenaga kerja di satu pusat produksi tentu membuat risiko penularan Covid-19 menjadi lebih tinggi bagi industri padat karya. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi gotong royong akan mengacu pada daftar perusahaan yang sudah mengajukan diri melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Selain itu, vaksinasi gotong royong juga tetap mempertimbangkan zonasi risiko penularan Covid-19 per daerah. 

"Prioritas berbasis zonasi. Juga berbasis kepada perusahaan yang sudah daftarkan diri ke Kadin. Dan tentunya pada jenis industrinya, diutamakan yang padat karya," ujar Airlangga dalam keterangan pers di kantor presiden, Senin (3/5). 

Selain itu, pemerintah juga memfasilitasi warga negara asing (WNA) untuk mendapat akses vaksinasi Covid-19. WNA sebagai pekerja asing bisa divaksinasi dengan skema gotong royong, yakni dengan pendanaan sepenuhnya oleh perusahaan penanggung WNA tersebut. Pekerja asing yang dimaksud harus memiliki kartu izin tinggal terbatas (KITAS) atau kartu izin tinggal tetap (KITAP).