Daging Ayam Jadi Pendorong Inflasi Jatim
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang daging ayam melayani pembeli. | Foto: Republika/Thoudy Badai
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,10 persen pada April 2021, yaitu dari 105,37 menjadi 105,48. Adapun, tingkat inflasi tahun kalender April 2021 sebesar 0,75 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2021 terhadap April 2020) sebesar 1,52 persen.
"Dari Januari sampai April memang selalu inflasi. Tapi inflasinya terus menurun. April ini paling rendah daripada Januari sampai Maret," kata Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiawan, Senin (3/5).
Ia menjabarkan, dari 11 kelompok pengeluaran, delapan kelompok di antara mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi, dan dua kelompok tidak mengalami perubahan. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,55 persen.
"Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 0,03 persen," ujarnya.
Dadang melanjutkan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan mendorong laju inflasi pada April 2021 antara lain daging ayam ras, emas perhiasan, ayam hidup, cabai merah, ketupat, lontong sayur, pepaya, pemeliharaan atau service, semangka, minyak goreng, dan apel.
Sementara itu, penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama April 2021, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 0,53 persen.
Kemudian diikuti Kediri sebesar 0,31 persen, Malang 0,10 persen, Probolinggo dan Surabaya 0,09 persen, Jember 0,08 persen, Madiun 0,06 persen, dan kota yang mengalami inflasi terendah yaitu Banyuwangi 0,02 persen.