Jateng Perketat Titik Penyekatan Antisipasi Pemudik

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq

Petugas memeriksa identitas pengendara saat melakukan penyekatan pemudik di Ajibarang, Banyumas, Sabtu (24/4/2021). Antisipasi pemudik, petugas gabungan dari Pemkab Banyumas, TNI, Polri dan instansi terkait, melakukan penyekatan di lima titik perbatasan antar kabupaten, yakni batas Banyumas-Brebes, Banyumas-Cilacap, Banyumas-Purbalingga, Banyumas-Banjarnegara, dan Banyumas-Kebumen.
Petugas memeriksa identitas pengendara saat melakukan penyekatan pemudik di Ajibarang, Banyumas, Sabtu (24/4/2021). Antisipasi pemudik, petugas gabungan dari Pemkab Banyumas, TNI, Polri dan instansi terkait, melakukan penyekatan di lima titik perbatasan antar kabupaten, yakni batas Banyumas-Brebes, Banyumas-Cilacap, Banyumas-Purbalingga, Banyumas-Banjarnegara, dan Banyumas-Kebumen. | Foto: ANTARA/Idhad Zakaria

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Seluruh jajaran pengawas pergerakan pemudik antar provinsi diperintahkan untuk memperketat titik- titik penyekatan yang ada di wilayah Jawa Tengah. Perintah ini disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyusul telah terpantaunya pergerakan pemudik antar daerah yang sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir.

Usai mengikuti Rakor Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan dan Penanganan Covid-19, gubernur menyampaikan, sejumlah titik penyekatan yang ada di daerahnya harus terus diefektifkan. Orang nomor satu di Provinsi Jateng tersebut mengakui, meski ada larangan dari pemerintah, masih banyak masyarakat yang nekat mudik atau melakukan pergerakan orang antar daerah.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan daerah lain guna mengoptimalkan fungsi pengawasan terhadap pergerakan para pemudik. Misalnya melalui Sekda Provinsi Jateng juga meminta untuk berkomunikasi dengan pemprov lain seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Hal tersebut terkait dengan temuan para pemudik yang akan melakukan perjalanan antar daerah namun mereka berangkat dari sejumlah pool bus malam dan bukan dari terminal. “Ternyata mereka ini berangkatnya dari pool, nah yang dari pool itu ternyata tidak ada yang dites,” jelasnya, di Semarang, Senin (3/5).

Gubernur juga menyampaikan, untuk kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Pati harus menjadi pembelajaran bagi semuanya. Sebab awal mula klaster di Pati adalah bermula dari warga yang nekat mudik dan menggelar acara di kampung halamannya tersebut.

Maka dari koordinasi hari ini adalah menegaskan pentingnya untuk melakukan penjagaan dan pengawasan yang ketat. “Sekali lagi kita mohon dukungan dari masyarakat untuk tidak mudik dulu,” tegasnya.

Bahkan, lanjutnya, tidak hanya di Kabupaten Pati, daerah lain di Jateng juga tetap mendapatkan perhatian pemprov seperti Banyumas, Purbalingga, maupun Cilacap yang berbatasan dengan Jawa Barat.

Termasuk juga mengawasi beberapa daerah yang mengalami peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19. “Rasa-rasanya  hari ini kita semua mesti waspada betul, karena masih ada yang bersikeras ingin mudik,” tegasnya.

Lebih lanjut, gubernur menegaskan kembali agar warganya yang berada di luar daerah tidak mudik. Pemprov telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah daerah lain, terutama yang harus berhubungan dengan penyekatan.

“Ada beberapa yang mesti kita cermati, pertama semua harus dalam narasi yang sama, yakni tidak mudik dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi,” katanya.

Terkait


BTN Siapkan Uang Tunai Rp 13,4 T untuk Kebutuhan Lebaran

RNI dan Berdikari Impor Daging Sapi Brasil Saat Lebaran

Masyarakat Diimbau Tak Bepergian Jauh Jelang Larangan Mudik

Warga Tanjungpinang Berburu Barang Diskon Jelang Lebaran

Anies Imbau Masyarakat Belanja di Pasar Selain Tanah Abang

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark