Senin 03 May 2021 16:34 WIB

Ini Hasil Investigasi Traveloka Soal Bocornya Data Munarman

Traveloka telah melakukan investigasi internal soal bocornya data Munarman di medsos.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Andri Saubani
 FILE - Pada file foto Sabtu 12 Desember 2020 ini, Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam Munarman, kiri, yang juga pengacara ulama Rizieq Shihab (kanan) memberi isyarat kepada wartawan setelah Rizieq diinterogasi di Polda Kantor pusat di Jakarta, Indonesia. Anggota pasukan polisi kontraterorisme Indonesia pada Selasa, 27 April 2021.
Foto: AP/Achmad Ibrahim
FILE - Pada file foto Sabtu 12 Desember 2020 ini, Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam Munarman, kiri, yang juga pengacara ulama Rizieq Shihab (kanan) memberi isyarat kepada wartawan setelah Rizieq diinterogasi di Polda Kantor pusat di Jakarta, Indonesia. Anggota pasukan polisi kontraterorisme Indonesia pada Selasa, 27 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Head of Corporate Communications Traveloka, Reza Amirul Juniarshah, mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi internal soal bocornya data pribadi eks Sekretaris Umum FPI, Munarman. Menurut dia, berdasarkan investigasi itu, tidak ada bukti peretasan atau kebocoran data dalam sistemnya yang menyebabkan data Munarman tersebar.

"Kami (juga) tidak ada sangkut pautnya dengan beredarnya informasi bukti pemesanan terkait salah satu konsumen (Munarman)," kata dia dalam keterangannya, Senin (3/5).

Baca Juga

Menurut dia, sebagai perusahaan teknologi, Traveloka, berkomitmen penuh dalam melindungi data pribadi konsumen. Untuk mendukungnya, Traveloka, kata Reza, menerapkan sistem keamanan ketat dan berlapis.

"Termasuk prosedur fisik, teknis, maupun organisasi untuk mencegah akses, pengumpulan, penggunaan, pengungkapan, penyalinan, modifikasi, pembuangan, atau risiko serupa lainnya yang dapat merugikan data konsumen,’’ ucap Reza.

Dia mengimbau agar seluruh konsumen Traveloka bisa menjaga kerahasiaan data pribadi. Mulai dari e-mail, kata sandi, alamat lengkap, nomor telepon, hingga data sensitif lainnya.

 

Reza menegaskan, konsumen juga perlu untuk melakukan penggantian kata sandi secara berkala. Utamanya, dengan menggunakan kombinasi sandi dengan tingkat keamanan yang tinggi.

"Termasuk, mengaktifkan metode autentikasi berlapis (multi-factor authentication) untuk memastikan keamanan akun," ungkap dia.

Sebelumnya, pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama D Persadha, menyoroti kebocoran data milik Munarman dari pihak Traveloka. Menurut dia, Traveloka seharusnya menjelaskan dari mana dan bagaimana awal mula data tersebut bisa bocor.

"Apakah misal ada permintaan dari aparat untuk proses penyelidikan atau ada kebocoran pada sistem mereka," kata Pratama.

Selain pesanan (booking) sejumlah hotel yang dilakukan Munarman di Traveloka medio 2018-2019, rekaman hotel hingga di dalam kamar juga bocor ke publik. Sebuah akun membagikan tangkapan layar kegiatan Munarman di hotel itu hingga viral di Twitter.

Diketahui, belum lama ini Munarman diringkus personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri di kediamannya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, pada Selasa (27/4). Munarman disebut terlibat dengan kegiatan terorisme, meski belum ada keterangan lebih lanjut dari kepolisian.

photo
Infografis FPI Terus Diburu - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement