Senin 03 May 2021 17:36 WIB

Wapres Soroti Ketahanan Pangan Masih Jauh dari Negara Lain

Dari total 113 negara, posisi Indonesia berada pada posisi 65 turun dari posisi 62

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan ketahanan pangan nasional saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama baik Pemerintah, seluruh pemangku kepentingan terkait juga masyarakat.
Foto: Dok.KIP/Setwapres
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan ketahanan pangan nasional saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama baik Pemerintah, seluruh pemangku kepentingan terkait juga masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan ketahanan pangan nasional saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama baik Pemerintah, seluruh pemangku kepentingan terkait juga masyarakat. Wapres menjelaskan, ini mengacu data Indeks Ketahanan Pangan Global 2020 atau Global Food Security Index 2020.

Dari total 113 negara, posisi Indonesia berada pada posisi 65 atau turun dibandingkan tahun 2019 yang berada di posisi 62. "Posisi Indonesia tersebut berada di bawah negara tetangga kita, yaitu Singapura di posisi 20, Malaysia di posisi 43, Thailand di posisi 51, dan Vietnam di posisi 63," ujar Ma'ruf dalam Seminar Nasional Ketahanan Pangan Nasional untuk Memajukan Kesejahteraan Bangsa dalam rangka kegiatan Amaliyah Ramadhan Komisi PRK MUI, Senin (3/5).

Baca Juga

Wapres menilai turunnya posisi Indonesia dalam indeks tersebut mengindikasikan belum terpenuhinya salah satu atau beberapa pilar dalam ketahanan pangan nasional. Menurutnya, terdapat 4 pilar ketahanan pangan, yaitu ketersediaan; akses atau keterjangkauan baik secara fisik dan ekonomi; utilisasi atau keragaman; dan stabilitas atau keberlanjutan.

Turunnya posisi Indonesia dalam indeks tersebut mengindikasikan belum terpenuhinya salah satu atau beberapa pilar dalam ketahanan pangan, dan menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, untuk berupaya lebih keras lagi dalam mencapai ketahanan pangan," katanya.

Meski begitu, Wapres menyadari upaya mencukupi kebutuhan pangan seluruh penduduk tidaklah ringan, terutama dengan makin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun.

Di satu sisi, jumlah penduduk semakin meningkat, tapi di sisi lain, luas lahan pertanian sebagai media untuk memproduksi pangan semakin berkurang. Alih fungsi lahan ini kata Ma'ruf, menjadi ancaman serius bagi ekosistem pertanian di Indonesia dan ancaman kemiskinan petani, dan kerusakan ekologi di pedesaan.

Karena itu, perlu upaya intensifikasi, lahan pertanian yang terbatas dapat ditingkatkan produktivitasnya. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong upaya diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan kita pada jenis bahan makanan pokok tertentu saja disertai perencanaan strategis untuk membangun ketahanan pangan.

"Pemerintah senantiasa berupaya keras agar dapat mencukupi kebutuhan pangan sendiri melalui kegiatan perluasan lahan dengan membangun "Food Estate, meningkatkan produktivitas, membangun infrastruktur pendukung pertanian seperti bendungan dan saluran irigasi, dan menyediakan benih unggul," ungkapnya

Selain itu, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga meluncurkan program untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat keluarga, antara lain Lumbung Pangan Masyarakat, Pengembangan Pertanian Keluarga (Family Farming), Pekarangan Pangan Lestari, dan Pekarangan Pangan Lestari Stunting.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement