REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan kondisi ekonomi dan keuangan Indonesia normal pada kuartal I tahun ini. Hal ini seiring pemulihan ekonomi yang berlanjut di tengah pandemi Covid-19.
Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perbaikan perekonomian seiring membaiknya kondisi ekonomi global. Tren penguatan kinerja perekonomian juga berlanjut pada awal tahun ini.
"Hal tersebut tercermin dengan menguatnya PMI (purchasing managers index), juga meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan global, serta membaiknya harga komoditas," ujarnya saat konferensi pers KSSK secara virtual, Senin (3/5).
Selain itu, Dana Moneter Internasional (IMF) juga merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi global di tahun ini, dari sebelumnya 5,5 persen menjadi 6,0 persen. Meski demikian, Sri Mulyani mengakui, melonjaknya kasus Covid-19 di beberapa negara menjadi tantangan bagi perekonomian.
Di Indonesia, kasus Covid-19 mulai menunjukkan penurunan. Hal ini menurutnya didukung oleh program vaksinasi yang terus dilakukan pemerintah.
Tak hanya itu, indeks manufaktur Indonesia pada April 2021 ini juga kembali mengalami kenaikan. PMI Indonesia naik pada level 54,6 dari bulan sebelumnya 53,2.
"Barusan PMI kita baru saja keluar, ada level 54,6, dan ini berada zona ekspansif, melanjutkan tren penguatan, sementara kinerja ekspor juga membaik," katanya.
Cadangan devisa Indonesia juga sebesar 137,1 miliar dolar AS atau setara dengan 10,1 bulan impor. Adapun tingkat inflasi masih terkendali, yakni 0,13 persen pada April 2021.
"Program vaksinasi juga berjalan dengan cukup baik, dengan jumlah dosis vaksin diberikan telah mencapai 20 juta per 30 April 2021," ucapnya.