REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH M Cholil Nafis menanggapi ramainya Pasar Tanah Abang oleh masyarakat yang ingin membeli pakaian. Kiai Cholil mengingatkan Muslim sebaiknya menunaikan itikaf ke Masjid ketimbang belanja.
Kiai Cholil mengimbau umat Muslim tak perlu bermewah-mewahan untuk merayakan Idul Fitri. Muslim dianjurkan memahami makna sebenarnya Idul Fitri ialah kembali ke kesucian diri.
Kiai Cholil juga menganjurkan Muslim supaya mengindari kegiatan belanja yang menimbulkan kerumunan. Ia menganjurkan Muslim melakukan belanja daring.
"Lebaran barang kali seperlunya saja karena tidak perlu pulang kampung dan belanja online saja untuk hindari kerumunan," kata kiai Cholil pada Republika, Senin (3/5).
Selain itu, Kiai Cholil menekankan pentingnya melaksanakan itikaf ketimbang belanja. Itikaf merupakan sunnah spesial yang hanya ada di 10 hari terakhir bulan Ramadhan guna mendongkrak pahala sekaligus melunturkan dosa.
"Seharusnya umat Islam mengikuti sunnah rasul jelang akhir Ramadhan dengan melakukan itikaf di Masjid," ujar Kiai Cholil.
Kiai Cholil menyampaikan itikaf bermakna besar bagi Muslim. "Rasul lakukan itu untuk melepaskan diri dari kepentingan duniawi semata-mata untuk Allah sebisa mungkin," ucap Kiai Cholil.
Video yang viral pada Sabtu akhir pekan lalu menunjukkan, pengunjung berjubel saat berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tidak ada penerapan protokol kesehatan (prokes) karena jumlah pengunjung sangat banyak. Sehari berselang atau pada Ahad, aparat gabungan melakukan penertiban untuk mencegah penularan Covid-19.
Meski ribuan aparat gabungan dikerahkan, tapi tak semua area pasar bebas kerumunan.