REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV -- Lembaga pengawas otoritas Israel mengatakan akan menggelar penyelidikan terkait tewasnya 45 orang yang terinjak-injak dalam festival keagamaan pekan lalu. Mereka akan melihat apa yang terjadi pada acara yang digelar Gunung Meron ini.
"Hari ini saya mengumumkan saya berniat untuk membuka audit khusus yang akan menyelidiki situasi yang mengarah pada tragedi ini," kata Kepala Pengawas Otoritas Israel Matanyahu Englman, Senin (3/5).
Israel menggelar hari berkabung untuk mengenang peristiwa tersebut pada Sabtu (1/5) dan Ahad (2/5) kemarin. Beberapa tahun yang lalu Pengawas Pemerintah Israel telah melabelkan kompleks Gunung Meron sebagai tempat berbahaya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menyelidiki penyebab bencana yang terjadi pada Kamis (29/5) dan Jumat (30/5) pekan lalu itu. Tenggat waktu mandat presiden untuk membentuk pemerintah baru usai pemilihan 23 Maret lalu akan berakhir pada Rabu (5/5) mendatang.
Pemerintah yang baru tampaknya harus menghadapi tekanan dari masyarakat yang menuntut adanya pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Saksi mata mengatakan melihat 'piramida' manusia yang kehabisan napas atau terinjak-injak di lorong selebar tiga meter di kegiatan yang ramai di Galilee.
Insiden ini terjadi saat puluhan ribu penganut Yahudi ultraortodok berziarah ke makam Rabi Shimon Bar Yochai yang diyakini dari abad ke 2. Peserta kegiatan ini merayakan Lag B'Omer dengan berdoa, bernyanyi dan berdansa sepanjang malam.
Festival ini dipisahkan berdasarkan gender dan medis mengatakan korban tewas dan terluka terkonsentrasi di bagian laki-laki. Polisi meminta anggota keluarga orang-orang yang masih hilang memberikan foto dan data informasi pribadi untuk membantu proses identifikasi.