REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,10 persen pada April 2021. Salah satu penyumbang inflasi terbesarnya berasal dari harga daging ayam ras.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, harga daging ayam ras tercatat mengalami kenaikan sebesar 9,96 persen. Harga komoditas ini turut memberikan andil inflasi 0,11 persen.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar kedua dari harga telur ayam ras. Menurut Erny, komoditas ini mengalami kenaikan harga sekitar 4,21 persen. "Dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen," kata Erny dalam konferensi pers secara daring, Senin (3/5).
Selanjutnya, terdapat pisang sebagai komoditas penyumbang inflasi terbesar ketiga di Kota Malang. Berdasarkan data BPS, buah ini mengalami kenaikan harga sebesar 5,75 persen. Dengan kata lain, pisang turut andil memberikan inflasi sekitar 0,02 persen.
Di sisi lain, ada pula sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi di Kota Malang. Komoditas-komoditas tersebut antara lain cabai rawit dengan penurunan harga 37,93 persen. Komoditas ini telah memberikan andil deflasi sebesar 0,19 persen.
Komoditas penyumbang deflasi berikutnya di Kota Malang yakni vitamin. Menurut Erny, vitamin tercatat mengalami penurunan harga sebesar 5,62 persen. "Dan dengan andil deflasi 0,01 persen," ucap dia.
Penurunan harga juga terjadi pada komoditas bawang merah. Komoditas ini mengalami penurunan harga pada April lalu sebesar 3,37 persen. Hal ini berarti bawang merah telah menyumbang deflasi sekitar 0,01 persen.
Selain Kota Malang, tujuh wilayah lainnya di Jawa Timur (Jatim) juga mengalami hal serupa. Berdasarkan data BPS Kota Malang, inflasi tertinggi di Jatim dialami Sumenep dengan besaran 0,53 persen. Sementara untuk inflasi terendah ada Kabupaten Banyuwangi dengan presentase sebesar 0,02 persen.