REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger mempertanyakan urgensi unjuk rasa yang dilakukan suporter Manchester United (MU) di stadion Old Trafford, Ahad (2/5) kemarin.
Ribuan massa yang mengatasnamakan sebagai suporter MU melakukan unjuk rasa di luar dan di dalam Old Trafford. Akibatnya, laga MU kontra Liverpool terpaksa ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Pasalnya, kerumunan massa merangsek hingga ke dalam lapangan. Mereka menginginkan keluarga Glazers selaku pemilik klub untuk undur diri dan menjual MU kepada pihak lain. Para suporter menolak keputusan MU yang sempat tergabung ke dalam 12 klub pendiri Liga Super Eropa.
Menurut Wenger, aksi yang dilakukan belum tentu merepresentasikan aspirasi suporter. Menurutnya, demonstrasi dapat dilakukan jika ada kepentingan mendesak dan harus disetujui oleh perwakilan mayoritas organisasi pendukung.
"Yang paling pertama mereka harus paham siapa mayoritasnya. Kita hidup di lingkungan di mana pelaku unjuk rasa belum tentu berasal dari mayoritas," kata Wenger seperti dilansir Tribalfootball, Senin (3/5).
"Sebagai penggemar sepakbola saya menolak keras Liga Super Eropa karena itu bisa merusak sepakbola," ujar Wenger.
Menurut pelatih yang sukses meraih Invincibles Winner itu, media massa berperan penting dalam memberitakan demonstrasi. Namun sayangnya, kata dia, media cenderung memberi ruang kepada para minoritas dari supporter klub.