Selasa 04 May 2021 09:59 WIB

Wapres: Ketahanan Pangan Keluarga Cegah Stunting pada Anak

Dengan diversifikasi pangan, stunting dapat dicegah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga memanen sayuran Pakcoy yang ditanam menggunakan metode hidroponik, di Jati, Padang, Sumatera Barat, Rabu (3/2). Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya ketahanan pangan dimulai dari keluarga, sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Seorang warga memanen sayuran Pakcoy yang ditanam menggunakan metode hidroponik, di Jati, Padang, Sumatera Barat, Rabu (3/2). Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya ketahanan pangan dimulai dari keluarga, sebagai unit terkecil dari masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya ketahanan pangan dimulai dari keluarga, sebagai unit terkecil dari masyarakat. Wapres mengatakan, ketahanan pangan keluarga yang kuat dapat mencegah terjadinya tengkes (stunting) pada anak, yakni kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tubuh anak menjadi lebih pendek dibanding anak lain seusianya.

"Anak-anak yang tengkes akan mempunyai kemampuan kognitif lebih rendah, rentan terhadap penyakit tidak menular, dan ketika dewasa mempunyai produktivitas yang rendah," kata Ma'ruf dikutip dalam siaran pers, Selasa (4/5).

Wapres mengatakan, dalam jangka panjang, stunting yang tidak ditangani dengan baik akan merugikan bangsa dan negara. Karena itu, persoalan stunting menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini.

Menurut Wapres, status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting.

"Di sinilah diperlukan peran ibu di seluruh Indonesia untuk secara cerdas dan kreatif dapat berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan keluarga," katanya.

Namun, Wapres mengingatkan penyediaan makanan bergizi dan bervariasi tidak harus berbiaya mahal, tetapi dapat melalui pemanfaatan lingkungan sekitar seperti pekarangan untuk menanam berbagai tanaman pangan.

"Penyediaan bahan makanan yang cukup, aman, dan bergizi tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan pekarangan dan lahan terbatas serta penganekaragaman pangan untuk keluarga, tanpa harus mengeluarkan biaya mahal untuk memperolehnya," katanya. 

Karena itu, para ibu dituntut untuk selalu kreatif dalam menyajikan makanan bagi keluarganya yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga mengandung gizi yang cukup. Peran Ibu juga diperlukan untuk menyediakan diversifikasi atau penganekaragaman pangan untuk keluarga.

Wapres mencontohkan pemenuhan pangan tidak hanya dengan konsumsi beras, namun dapat menggunakan komoditas lain seperti sagu, jagung, ubi, ketela, dan sebagainya yang tersedia di berbagai daerah.

Ia pun membeberkan saat ini terdapat sekitar 100 jenis pangan sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, dan 450 jenis buah-buahan yang tersebar di tanah air.

"Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan biodiversitas agraris. Salah satu kekayaan sumber daya alamnya berupa ragam sumber hayati penghasil karbohidrat tinggi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement