REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Para pejabat pertahanan Israel mengungkapkan keraguan mereka mengenai keefektifan sejumlah operasi terhadap Iran. Sejumlah laporan mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir Israel kerap diserang dan puluhan tanker minyak Iran juga berhasil diselundupkan ke Suriah.
Pada Selasa (4/5), media Israel Haaretz melaporkan para pejabat pertahanan berpikir bila potensi kerusakan sejumlah operasi lebih besar daripada manfaatnya. Oleh karena itu, harus ada cara lain untuk menahan pengaruh Iran di kawasan.
Baru-baru ini pejabat keamanan Israel mengatakan kesalahan, tindakan tak beraturan, dan kesalahan dalam melakukan penilaian yang dilakukan angkatan bersenjata Israel (IDF) membongkar operasi maritim Israel terhadap Iran beberapa tahun terakhir. "Sekarang kami harus menenangkan situasinya," kata seorang pejabat seperti dikutip situs berita Walla.
Pejabat pertahanan Israel mengungkapkan pandangnya sejumlah operasi terhadap Iran tidak memberikan hasil yang diharapkan. Ia juga menyoroti besarnya investasi yang dibutuhkan dalam operasi-operasi tersebut dan kemungkinan justru merugikan Israel.
Pandangan itu disampaikan dalam diskusi mengenai efektivitas aktivitas di berbagai arena yang disebut 'perang antara perang'. Sebutan untuk operasi-operasi IDF yang bertujuan menangkal pengaruh dan mengikis kemampuan negara atau organisasi musuh tanpa memicu perang.
Para pejabat pertahanan itu berpendapat karena adanya perubahan strategis di Timur Tengah maka harus ada evaluasi mengenai kebijakan pengerahan pasukan. Dalam diskusi itu juga muncul pertanyaan apakah operasi terhadap Iran tetap menggunakan sebut 'perang antara perang'.
Mengingat seriusnya situasi yang saat ini sedang berlangsung operasi terhadap Iran harusnya didefinisikan 'konfrontasi langsung level rendah'. Angkatan bersenjata Israel menggunakan konsep 'perang antar perang' di operasinya.