Selasa 04 May 2021 12:27 WIB

Pengusiran Jamaah Bermasker, Ini Respons Jubir Wapres

Masduki menyoroti semangat keagamaan tidak diikuti pemahaman agama.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Wakil Presiden RI Masduki Baidlowi (kiri)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Wakil Presiden RI Masduki Baidlowi (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, menanggapi peristiwa pengusiran jamaah yang menggunakan masker di Masjid Al Amanah, Kota Bekasi, oleh pengurus masjid tersebut. Masduki menyoroti gejala umum di masyarakat saat ini, yakni semangat keagamaan tidak diikuti dengan pemahaman agama yang kuat.

Namun, pemahaman agama yang kurang ini justru membuat orang merasa paling benar. Hal ini juga terjadi pada insiden pengusiran jamaah tersebut. Sebab, ayat Alquran yang dijadikan dalil pengurus masjid melarang penggunaan masker di masjid tidak relevan pada masa pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Dia bilang kalau sudah masuk ke masjid itu aman, di Al imron menjelaskan masjid itu adalah Masjidil Haram, itu aman, jadi konteksnya beda. Kalau konteksnya wabah, kan di Masjidil Haram juga masuk pakai masker," ujar Masduki dalam keterangannya, Selasa (4/5).

"Jadi, dia memahami ayat itu nggak paham betul, tekstual banget, berusaha memahami tekstual dan salah, itu berbahaya," katanya lagi.

Karena itu, Masduki menilai semangat beragamanya yang tidak diimbangi pemahaman ilmu agama yang baik akan berbahaya. Ia khawatir jika pemahaman agama yang salah ini kemudian menjadi pembenaran dalam melakukan tindak kekerasan.

"Dalam kasus itu kan semata-mata dia dilatarbelakangi oleh ketidakpahaman. Inilah pentingnya kita, tanggung jawab MUI, tanggung jawab ormas-ormas keagamaan, seperti NU dan Muhammadiyah, organisasi masjid juga (DMI), bagaimana agar ada semacam jejaring yang kuat, saling bisa memberikan pengertian yang baik tentang hal yang sebenarnya sangat sederhana," kata Masduki.

Selain itu, ia juga menyayangkan aksi pengusiran terjadi di masjid di wilayah Bekasi yang notabene dekat dengan Ibu Kota Jakarta. Ini, kata dia, menunjukkan pemahaman keagamaan dan juga sosialisasi mengenai penggunaan masker di dalam masjid pada masa pandemi Covid-19 belum menjangkau semua pihak.

Baca juga: Bagaimana Hukum Memakai Masker Saat Sholat?

"Sosialisasi kita, saya kira, belum bisa menjangkau di Kota Bekasi dalam sebuah jarak yang demikian dekat (dari Ibu Kota), apalagi di tempat-tempat lain," ujarnya.

Masduki mengatakan, selain karena umumnya banyak masyarakat awam terhadap keagamaan, media sosial juga turut berpengaruh. Hal ini berkaitan dengan penggunaan masker merupakan imbauan pemerintah dan ditolak oleh pihak yang tidak suka dengan pemerintah.

Bahkan, Masduki menyebut, berdasarkan survei lembaga ada 30 persen pihak yang masih terus mencari cara menolak kebijakan pemerintah.

"Gejala-gejala seperti ini perlu kita pahamkan agar tidak digebyah uyah, tidak semua apa yang dilakukan oleh pemerintah itu salah, tapi tidak semua yang dilakukan oleh pemerintah itu benar. Jadi, pemerintah juga bisa menerima kritik terhadap langkah yang dianggap tidak benar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement