Selasa 04 May 2021 16:25 WIB

NGO: 766 Orang Tewas Sejak Kudeta Militer di Myanmar

Kelompok masyarakat sipil melaporkan pasukan junta menggerebek pusat pasien HIV/AIDS

Red: Nur Aini
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat, total 766 orang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Myanmar sejak 1 Februari 2021.
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat, total 766 orang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Myanmar sejak 1 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mencatat, total 766 orang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Myanmar sejak 1 Februari 2021.

Dalam laporannya pada Selasa dini hari, kelompok masyarakat sipil tersebut mencatat tambahan satu orang yang tewas pada 2 Mei 2021 dan didokumentasikan pada 3 Mei 2021. AAPP juga melaporkan terdapat 3.614 orang yang saat ini ditahan, di mana 83 orang di antaranya telah dijatuhi hukuman.

Baca Juga

Bertepatan dengan Hari Kebebasan Pers Sedunia pada 3 Mei, AAPP mengungkapkan, ada 50 jurnalis sedang ditahan, sebanyak 25 orang di antaranya sudah diadili. AAPP menambahkan, terdapat dua jurnalis yang sedang menunggu persidangan, kemudian 29 jurnalis yang menghindari penangkapan.

“Kebebasan pers di Burma telah runtuh sejak kudeta,” tulis AAPP dalam laporannya pada Selasa dini hari (4/5).