REPUBLIKA.CO.ID, HANOI — Vietnam dikabarkan memperpanjang masa karantina selama dua pekan. Hal itu merupakan langkah terbaru yang diambil untuk mencegah penyebaran virus corona setelah muncul kasus baru dari pelancong luar negeri.
Berdasarkan laporan, wilayah setempat telah diperintahkan oleh kementerian kesehatan untuk "sementara tetap" dikarantina sampai pemberitahuan lebih lanjut. Dikatakan Kementerian Kesehatan, secara spesifik tiga pasien di Vinh Phuc ditemukan membawa varian virus yang pertama kali terdeteksi di India.
Hingga kini, pihak berwenang sedang menyelidiki kasus-kasus itu, termasuk kasus seorang warga negara India yang masuk ke rumah sakit di Hanoi pada 3 Mei dan dinyatakan positif Covid-19 pada Selasa pagi. Ini terjadi setelah dia menyelesaikan karantina 14 hari yang diperlukan ketika dia tiba di Vietnam pada 17 April. Dia diisolasi di sebuah hotel di kota pesisir Haiphong dan dinyatakan negatif dua kali setelah mengakhiri karantina.
Pemerintah Hanoi juga telah menempatkan gedung apartemen yang menampung sekitar 1.500 orang termasuk warga negara India di bawah lockdown sementara. Menurut departemen kesehatan kota, pihak berwenang juga terus mencermati kasus seorang anggota staf hotel di daerah Danang yang transmisinya masih belum diketahui.
Mengutip BNN Bloomberg pada Selasa (4/5), Vietnam yang memiliki jumlah infeksi terendah di Asia Tenggara telah memerintahkan pembatasan pergerakan setelah kasus Covid-19 di dalam negeri meningkat untuk pertama kalinya dalam sebulan. Negara ini juga termasuk tertinggal dari negara lainnya di wilayah sekitar menyoal vaksinasi.
Hanoi telah menutup sekolah, situs pariwisata, dan restoran pinggir jalan. Sementara Kota Ho Chi Minh menutup bioskop, spa, tempat permainan, serta menangguhkan konferensi. Pada pagi hari tanggal 4 Mei, Vietnam memiliki total 2.985 kasus dan 35 kematian.