Selasa 04 May 2021 21:52 WIB

AS Desak Korut Kembali ke Perundingan Denuklirisasi

AS akan memantau apa yang bakal dilakukan Korut beberapa waktu ke depan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendesak Korea Utara (Korut) kembali ke meja perundingan untuk membahas tentang denuklirisasi. Hal itu disampaikan saat Washington mengumumkan telah menyelesaikan tinjauan kebijakan terhadap Pyongyang pekan lalu.

"Saya berharap Korut akan mengambil kesempatan untuk terlibat secara diplomatis dan melihat apakah ada cara untuk bergerak maju menuju tujuan denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea," kata Blinken dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab di London, Senin (3/5), seperti dikutip laman United Press International.

Baca Juga

Blinken mengungkapkan, AS akan memantau apa yang bakal dilakukan Korut dalam beberapa hari dan bulan mendatang. “Kami memiliki kebijakan yang sangat jelas yang berpusat pada diplomasi dan terserah kepada Korut untuk memutuskan apakah mereka ingin terlibat atau tidak atas dasar itu,” ujarnya.

Dia mengakui Korut tetap menjadi masalah yang sulit bagi AS. Isu tersebut masih harus diselesaikan dari pemerintahan ke pemerintahan. "Kami ingin mempertimbangkan sejarah itu, untuk melihat apa yang berhasil, apa yang tidak berhasil, dan bagaimana kami dapat memiliki kebijakan yang efektif untuk memajukan tujuan yang kami miliki, yaitu denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea,” ucapnya.

Akhir pekan lalu, Korut merilis pernyataan yang memperingatkan AS tentang konsekuensi atas kebijakan bermusuhannya terhadap Pyongyang. Ia menyebut AS bakal menghadapi krisis di luar kendali dalam waktu dekat.

 "’Diplomasi' yang diklaim AS adalah papan palsu untuk menutupi tindakan permusuhannya, dan 'pencegahan' yang disebut-sebut olehnya hanyalah cara untuk menimbulkan ancaman nuklir kepada Korut,” ujar pejabat Kementerian Luar Negeri Korut Kwon Jong Gun.

Perundingan denuklirisasi antara Korut dan AS telah terhenti selama lebih dari dua tahun. Pertemuan kedua mantan presiden AS Donald Trump dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un di Vietnam pada 2019 lalu, gagal menghasilkan kesepakatan.

Kegagalan itu disebabkan karena Washington enggan mencabut sanksi ekonominya terhadap Pyongyang. Sementara Korut, yang telah menutup sebagian fasilitas nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksinya sebelum proses denuklirisasi dilanjutkan.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement