REPUBLIKA.CO.ID, WOLVERHAMPTON -- Wolverhampton Wanderers menunjukkan komitmen yang jelas untuk menciptakan nuansa positif di media sosial mereka. Sebuah suasana yang bebas dari kebencian, diskriminasi, dan pelecehan.
Sebelumnya, berbagai elemen di sepak bola memboikot jagat medsos. Kini Wolves kembali melakukan postingan di seluruh saluran medsos.
Pihak the Wanderers tidak segan-segan memblokir para penyebar kebencian. Serta orang-orang yang kurang manusiawi.
"Pernyataan dari misi ini berlanjut, tindakan kejahatan rasial akan dilaporkan ke polisi. Akun klub akan terus mempromisikan kesetaraan, dan menjadi tempat inklusif bagi semua orang," demikian laporan yang dikutip dari Wolves, Selasa (4/5).
Sebelumnya, mayoritas pendukung menginginkan klub bisa mengatasi diskriminasi. Mereka juga menentang setiap individu yang didentifikasi mewakili klub dengan cara negatif.
Wolves baru saja melalukan survei. Intinya sekitar 87 persen pendukung setuju menjadi duta klub yang baik.
Survei menggunakan sistem umpan balik. Penggemar pun meminta klub menentang para pelaku tak bertanggung jawab, yang biasa beroperasi di jalur daring.
Petugas yang menghubungkan klub dengan pendukung, Dave Wood mengatakan pihaknya sudah sering mengkampanyekan hal-hal positif. Intinya dalam sepakbola, atau masyarakat, tak boleh ada rasialisme, kebencian atau segala bentuk diskrimimasi.
"Di Wolves, kami merasa penting untuk mengambil sikap dan proaktif dalam mencoba menjadikan saluran media sosial kami, sebuah lingkungan yang bebas dari kebencian atau pelecehan," ujar Wood.
Ia menegaskan, kejahatan atau berbagai tindakan diskrimininasi tak boleh dibiarkan berkembang. Bukan hanya di sepakbola, tapi juga di masyarakat umum.
Hal itu tidak dapat diterima, meskipun prosesnya lewat online. Pihak the Wanderers bersyukur mendapat dukungan maksimal dari penggemar.
Klub tersebut membuka saluran pengaduan. Jika ada yang melihat komentar di medsos mereka berisi kebencian terhadap ras tertentu, warna kulit, jenis kelamin, etnis, kebangsaan, disabilitas, agama, seksualitas, usia atau kelas sosial, silahkan kirim aduan ke [email protected].