REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grand Prix Monako, balapan paling ikonik di kalender Formula 1, akan dihelat pada akhir Mei dengan 7.500 penonton. Penonton yang datang dari luar Monako akan diwajibkan menunjukkan hasil tes PCR negatif ketika mereka melintasi perbatasan dan ketika memasuki area sirkuit.
"Menggelarnya dengan partisipasi minimum dari publik dan kondisi kesehatan yang tertinggi adalah penting," kata Menteri Luar Negeri Monako Pierre Dartout seperti dikutip AFP, Selasa (5/5).
Setelah dibatalkan pada tahun lalu karena pandemi Covid-19, GP Monako tahun ini yang akan digelar pada 23 Mei telah menjual sedikitnya 4.000 tiket, menurut Christian Tornatore, commissioner general Automobile Club de Monaco. Hanya 3.000 penonton yang diizinkan untuk menyaksikan sesi latihan Jumat.
Tidak akan ada pembatasan terkait negara asal para penonton, terlepas dari tes PCR bagi mereka yang datang ke Monako. Staf akan dilatih untuk mengidentifikasi tes yang dipalsukan. Penduduk yang tinggal, pekerja dari negara kerajaan tersebut serta warga negara Monako akan dibebaskan dari tes.
"Kami semua sangat ingin memastikan bahwa ini dilaksanakan dengan kondisi terbaik, baik untuk apa yang diwakili secara ekonomi, khususnya di sektor hotel dan katering, tetapi juga untuk citra dari kerajaan," kata Dartout.
GP Monako, yang pertama kali digelar pada 1929, akan menjadi balapan kelima di kalender 2021 yang terdiri dari 23 balapan.