REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2021 mengalami penurunan dibandingkan Agustus tahun lalu sebesar 1,02 juta angkatan kerja dari 9,77 juta menjadi 8,75 juta. Namun, jumlah tersebut masih turun secara tahunan, jumlah pengangguran sebanyak 6,93 juta pada Februari 2020 ketika pandemi belum melanda.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan jumlah pengangguran juga mengalami penurunan baik di perkotaan maupun perdesaan. BPS mencatat jumlah pengangguran di perkotaan turun hampir satu persen, yakni 0,98 persen, sedangkan di pedesaan turun 0,6 persen.
“Secara gender, penurunan jumlah pengangguran pekerja berjenis kelamin perempuan lebih cepat dibandingkan dengan angkatan kerja laki-laki. Angkatan kerja perempuan turun 1,05 persen, sedangkan laki-laki turun 0,65 persen,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (5/4).
Dari jumlah penduduk usia kerja di Indonesia pada Februari 2021 lebih rendah dibandingkan Agustus tahun lalu. Penurunan yang terjadi tercatat cukup signifikan dari 29,12 juta menjadi 19,10 juta angkatan kerja.
Menurutnya pemulihan sektor ketenagakerjaan di Tanah Air terjadi hampir setiap aspek meski belum kembali ke posisi normal. "Artinya, dampak pandemi terhadap angkatan kerja tidak sedalam Agustus tahun lalu. Namun, meskipun ada perbaikan tapi belum penuh," ucapnya.
Kemudian tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pun juga mengalami perbaikan pada Februari 2021, yakni meningkat dari level 67,77 persen pada Agustus 2020 menjadi 68,08 persen.
Kendati demikian, Suhariyanto mengingatkan pemulihan sektor ketenagakerjaan belum terjadi sepenuhnya. Sebab, sampai dengan Februari 2021 masih terjadi pengurangan jam kerja terhadap 15,72 juta pekerja yang pada akhir turut berdampak terhadap pendapatan dan upaya pemulihan konsumsi masyarakat.