REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Twitter telah menerima sejumlah rekor tanggapan untuk survei tentang cara seharusnya menangani para pemimpin dunia di situsnya. Jajak pendapat itu mulai berkembang setelah Twitter secara permanen menangguhkan akun Donald Trump setelah kerusuhan Gedung Capitol 6 Januari
Twitter pada Maret mulai meminta masukan dari publik tentang kemungkinan para pemimpin dunia harus tunduk pada aturan yang sama dengan pengguna lain. Mereka pun kemungkinan mendapatkan tanggapan sama jika mereka melanggar aturan.
Menurut juru bicara Twitter pada Selasa (4/5), perusahaan telah menerima hampir 49.000 tanggapan secara global dalam 14 bahasa. Survei selama sebulan ini menanyakan pertanyaan seperti apakah para pemimpin dunia yang melanggar peraturan Twitter harus menghadapi konsekuensi lebih besar atau lebih kecil daripada pengguna lain.
Pertanyaan lainnya yang juga muncul adalah apakah Twitter pantas untuk secara permanen menangguhkan akun presiden atau perdana menteri saat ini.
"Saat tim kami meninjau dan menyaring data, kami telah mencari tema kunci, ide baru, dan pemikiran kreatif sehingga kami dapat mulai mengembangkan pembaruan untuk pendekatan kami dan mempertimbangkan langkah selanjutnya," kata juru bicara itu tanpa merinci hasil tanggapan yang diperoleh.
Survei tersebut juga menyajikan kepada pengguna sampel acak dari skenario hipotesis. Twitter menanyakan dalam satu survei apa yang menurut mereka harus dilakukan perusahaan itu jika presiden mereka menggungah informasi yang salah tentang Covid-19 atau jika kandidat kepala pertanian nasional negara lain men-tweet bahwa militer akan menghancurkan sekelompok orang.
Jawaban pilihan ganda berkisar dari tidak mengambil tindakan, membatasi interaksi dengan tweet, hingga segera menangguhkan akun secara permanen. Twitter pun menegaskan akan tetap menutup akun Trump. Bahkan keputusan itu akan tetap ada jika dia mencalonkan diri lagi sebagai presiden AS periode selanjutnya
Dewan pengawas independen Facebook akan mengumumkan keputusannya kemungkinan akan mempertahankan penangguhan tanpa batas atau membuka penangguhan akun Facebook atas Trump pada Rabu (5/5). Perusahaan media sosial ini telah menerima lebih dari 9.000 komentar tentang kasus Trump dan menjadi rekor tanggapan lebih dari yang lain
Sedangkan YouTube mengatakan akan mencabut penangguhan saluran Trump ketika menentukan risiko kekerasan dunia nyata telah menurun.
Saat ini, baik Twitter dan Facebook memiliki aturan yang memberi para pemimpin dunia, pejabat terpilih, dan kandidat politik lebih leluasa daripada pengguna biasa. Twitter juga telah berkonsultasi dengan kelompok masyarakat sipil, pakar hak asasi manusia, dan akademisi dalam meninjau aturan pemimpin dunia. Facebook juga telah meminta rekomendasi dari dewan pengawasnya tentang penangguhan para pemimpin politik.