REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan daerah perkotaan besar lainnya. Hal ini karena infeksi kasus Covid-19 di daerah-daerah tersebut masih belum menunjukkan penurunan, justru terjadi lonjakan kasus.
Rencana untuk memperpanjang ini pun menimbulkan keraguan pada Olimpiade Musim Panas yang sudah dirancang. Pejabat kesehatan condong ke arah perpanjangan tindakan kesehatan di Tokyo, Osaka, Kyoto, dan prefektur Hyogo setelah 11 Mei.
Keadaan darurat sebelumnya diberlakukan pada 25 April. Rencana perpanjangan hingga Mei kemungkinan akan memicu kekhawatiran Olimpiade Tokyo yang dijadwalkan dimulai pada 23 Juli sesuai rencana.
Pertandingan telah ditunda sekali dari tahun lalu karena pandemi. Kota Sapporo, di pulau utara Hokkaido, menyelenggarakan acara uji coba setengah maraton pada Rabu (5/5) ini.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga juga dikabarkan akan bertemu dengan menteri senior pemerintah pada Rabu (5/5) untuk membahas perpanjangan keadaan darurat. Surat Kabar Yomiuri melaporkan hal tersebut, namun tidak merinci berapa lama perpanjangan waktu.
Kendati demikian, Gubernur Prefektur Osaka mengatakan perpanjangan tiga pekan hingga satu bulan mungkin diperlukan. Gedung-gedung pemerintah Jepang dan pasar keuangan ditutup pada Rabu untuk liburan tahunan Golden Week.
Di bawah keadaan darurat di Tokyo dan daerah perkotaan lainnya, pemerintah mewajibkan restoran, bar, dan ruang karaoke yang menyajikan alkohol untuk ditutup. Toserba besar dan bioskop juga ditutup, sementara penonton dilarang menonton acara olahraga besar. "Tidak pasti apakah pemerintah akan melonggarkan batasan operasi di sektor jasa," kata Yomiuri.