REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Seorang warga Kanada yang tinggal di Provinsi Alberta meninggal akibat mengalami pembekuan darah. Hal itu terjadi setelah individu terkait menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Warga yang meninggal adalah wanita berusia 50-an tahun. Itu menjadi kematian pertama yang diduga terkait dengan vaksin AstraZeneca. Sejauh ini Kanada sudah melaporkan setidaknya lima kasus pembekuan darah setelah penggunaan AstraZeneca.
Di Provinsi Alberta, 253 ribu dosis vaksin AstraZeneca telah digunakan. “Meskipun kematian adalah tragis, penting untuk diingat bahwa risiko kematian atau penderitaan akibat Covid-19 tetap jauh lebih besar daripada risiko setelah vaksin AstraZeneca,” kata kepala petugas medis kesehatan Provinsi Alberta, Dr. Deena Hinshaw pada Selasa (4/5).
AstraZeneca belum merilis pernyataan menanggapi kematian warga Alberta tersebut. Sejauh ini Kanada telah melaporkan lebih dari 1,2 juta kasus Covid-19. Negara tersebut sudah mencatatkan 24.342 kematian.
Kemudian terkait AstraZeneca, WHO telah merilis panduan terbaru penggunaan vaksin tersebut. Mereka memasukkan sindrom pembekuan darah langka sebagai tindakan kehati-hatian.
Sebelum WHO menerbitkan panduan terbarunya, sejumlah negara di dunia telah menangguhkan dan membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca. Hal itu sehubungan dengan ditemukannya kasus pembekuan darah pada sejumlah orang yang menerima vaksin tersebut.