REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investree syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 384,84 miliar pada kuartal I 2021. Nilai tersebut terus tumbuh dari Rp 207,91 miliar pada kuartal I 2020.
CEO dan Co-Founder Investree, Adrian Gunadi menyampaikan pertumbuhan tersebut melanjutkan tren kenaikan signifikan di masa pandemi 2020 lalu. Pada 2020, pembiayaan Investree syariah tumbuh 107 persen menjadi Rp 229,8 miliar.
"Di masa pandemi pertumbuhannya sangat signifikan, mencapai Rp 230 miliar dan jumlah tersebut menempati pangsa 13 persen dari total industri," katanya dalam Update Investree Syariah, Rabu (5/5).
Jumlah tersebut menyumbang kontribusi 7,2 persen pada total penyaluran Investree yang tumbuh 30 persen secara menyeluruh. Sementara itu, jumlah pemberi pinjaman juga terus meningkat menjadi 3.238 lender dan peminjam tercatat sebesar 163 borrower.
Kontribusi terbesar penyaluran pembiayaan berasal dari skema invoice financing yakni sebesar 89 persen. Sisanya adalah produk pre-invoice, buyer, online seller financing.
Adrian mengatakan ekosistem Investree syariah didominasi oleh kalangan milenial usia 21-30 tahun baik lender maupun borrower. Sektor yang mendominasi adalah perdagangan sekitar 25 persen, diikuti oleh elektronik dan energi sebesar 20,5 persen, kemudian sektor komputer dan IT sebesar 19,4 persen.
"Kita harapkan di kuartal II 2021 bisa tumbuh di angka Rp 50 miliar, ini tentunya kita lihat potensi-potensi kolaborasi," katanya.
Pada kuartal II 2021 ini, pembiayaan akan didorong kehadiran Ramadan. Sehingga Investree cukup optimis di kuartal II-2021 tumbuh empat kali lipat (qtq) dibandingkan kuartal sebelumnya.
Secara umum, Investree mengembangkan strategi agar bisa melanjutkan pertumbuhan di tahun 2021. VP Sharia Investree, Arief Mediadianto mengatakan ada empat strategi yang lahir dari sejumlah potensi seiring perkembangan ekonomi syariah Indonesia.
Empat strategi tersebut diantaranya mengembangkan lebih banyak lender dari kalangan institusi. Seperti bank syariah, bank pembangunan daerah syariah, dan bank pembiayaan rakyat syariah. Kedua, ekspansi kolaborasi di ekosistem industri halal.
"Kita akan memperluas kerja sama di bidang-bidang industri halal inin, seperti di sektor makanan, travel, fashion yang akan kita bidik juga sekaligus untuk digitalisasi industri," katanya.
Ketiga adalah membangun kerja sama dengan para pelaku di ekosistem halal. Yang selama ini sudah dilakukan adalah kerja sama dengan Dompet Dhuafa untuk pendanaan peternak hewan kurban yang ada di ekosistem Dompet Dhuafa.
Ia mengatakan kebutuhannya sangat besar sehingga tahun ini ditargetkan total penyaluran mencapai Rp 18 miliar untuk 23 ribu hewan kurban. Tahun sebelumnya, Investree syariah salurkan sekitar Rp 8 miliar dolar AS untuk 16 ribu hewan kurban.
Strategi keempat adalah membuat produk-produk syariah baru. Seperti penguatan di ritel, atau pembiayaan ritel, dan supply chain financing. Diharapkan dengan sejumlah strategi ini, penyaluran Investree syariah bisa tumbuh 50 persen sekitar menjadi sebesar Rp 320 miliar.
"Diharapkan penyaluran 2021 naik 50 persen dari akhir tahun lalu sebesar Rp 220 miliar, jadi sesuai dengan target kita Investree Syariah bisa berkontribusi lebih dari tujuh persen dari portofolio pembiayaan Investree," katanya.