REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah varian baru Covid-19 muncul di Tanah Air seperti B117, B1617, dan B1351 dan bisa menyebabkan terjadinya transmisi lokal. Kendati demikian, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menilai jumlahnya masih sedikit.
"Jumlahnya masih sedikit, sehingga belum cukup menggambarkan ada atau tidaknya transmisi lokal," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/5).
Ia menambahkan, indikator terbaik ketika varian baru virus mengalami transmisi lokal adalah jika muncul klaster. Ia menambahkan, jIka terjadi klaster besar dan atau yang muncul dalam waktu singkat, perlu dicurigai disebabkan oleh mutan/varian baru.
Sehingga, perlu dilakukan whole genome sequenzing (WGS) untuk membuktikannya. Ia menambahkan, dari WGS inilah dapat dilihat adanya mutasi dan dianalisis kekerabatan virus dengan virus-virus sebelumnya dan keterkaitan antar kasus, termasuk perkiraan pergerakan manusianya.
"Mudah-mudahan (transmisi mutasi virus) tidak terjadi," katanya.
Terkait supaya tidak terjadi transmisi lokal, ia meminta upaya protokol kesehatan 5M, vaksinasi/herd immunity, dan surveilans genom harus dilakukan.
Sebelumnya, Virus Corona varian jenis baru sudah masuk ke Indonesia. Mutasi virus itu antara lain B117, B1351, dan B1617.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian baru B117 berasal dari Inggris, kemudian B1351 asal Afrika Selatan, dan varian mutasi ganda dari India B1617.