Kamis 06 May 2021 06:15 WIB

Allah Memperkenalkan: Ketika Nabi Adam Bertaubat

Teruslah istiqamah menjauhi maksiat.

Allah Memperkenalkan: Ketika Nabi Adam Bertaubat
Foto: Republika/Wihdan
Allah Memperkenalkan: Ketika Nabi Adam Bertaubat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Lutfi Effendi

Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.

Baca Juga

Pada tulisan kali ini, masih  ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 37:

فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Fa talaqqā ādamu mir rabbihī kalimātin fa tāba ‘alaīh, innahụ huwat-tawwābur-raḥīm

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (Qs Al Baqarah 43).

Adam yang melakukan kesalahan dan masuk golongan yang dzalim oleh Allah diajarkan untuk bertaubat. Adam benar-benar taubat dan taubatnya diterima Allah SwT.

Mengenai taubat Adam as ini, ada sebuah hadits yang mengatakan sebagai berikut:

عَنْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيْئَةَ قَالَ يَا رَبِّ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلاَّ مَا غَفَرْتَ لِيْ فَقَالَ اللهُ تَعَالى يَا آدَمُ كَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَ لَمْ أَخْلُقْهُ قَالَ يَا رَبِّ لأَنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِيْ بِيَدِكَ أَيْ مِنْ غَيْرِ وَاسِطَةِ أُمِّ وَ أَبٍ وَ نَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوْحِكَ أَيْ مِنَ الرُّوْحِ الْمُبْتَدَأَةِ مِنْكَ الْمُتَشَرَّفَةِ بِالإِضَافَةِ إِلَيْكَ رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَرَأَيْتُ عَلى قَوَائِمِ الْعَرْشِ مَكْتُوْبًا لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ فَعَلِمْتُ أَنَّكَ لَمْ تُضِفْ إِلَى اسْمِكَ إِلاَّ أَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيْكَ فَقَالَ اللهُ تَعَالى صَدَقْتَ يَا آدَمُ إِنَّهُ لأَحَبُّ الْخَلْقِ إِلَيَّ وَ إِذْ سَأَلْتَنِيْ بِحَقِّهِ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ وَ لَوْ لاَ مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ.

رواه البيهقي في دلائله

Yang artinya kurang lebih:

“Diriwayatkan dari Umar Ibn-ul-Khaththāb r.a., bahwa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Manakala Nabi Adam a.s bermunajat kepada Allah SwT. memohon ampunan dengan berwasilah kepada Nabi Muhammad saw Beliau berkata: Ya Allah, demi kemuliaan/keagungan derajat  Nabi Muhammad saw di sisi-Mu limpahkanlah ampunan-Mu kepadaku. Seketika Allah SwT. berfirman: Hai Adam, bagaimana engkau bisa mengenal Nabi Muhammad saw  padahal Aku belum menciptakannya. Nabi Adam as menjawab: Ya Allah, sesungguhnya Engkau tatkala telah menciptakanku dan memberikun nyawa, aku lihat di sekitar ‘Arasy diliputi kalimat lā ilāha illallāhu, muhammad-ur-rasūlullāh. Aku yakin bahwa sesungguhnya Engkau tidak mendampingkan Asmā’-Mu kecuali kepada makhluk yang paling Engkau cintai. Allah SwT berfirman: Kamu benar hai Adam. Sungguh dia (Nabi Muhammad s.a.w.) adalah makhluk yang paling Aku cintai. Dan karena kamu telah memohon ampunan kepada-Ku dengan berwasilah kepadanya, maka Aku kabulkan permohonanmu. Dan kalau bukan karena dia maka Aku tidak akan menciptakan kamu.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement