Kamis 06 May 2021 00:00 WIB

Erick Thohir: Ketahanan Energi Adalah Sebuah Keharusan

Erick menyebut ketahanan energi dicapai dengan memperkuat rantai pasok

Erick Thohir. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ketahanan energi untuk Indonesia adalah sebuah keharusan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Erick Thohir. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ketahanan energi untuk Indonesia adalah sebuah keharusan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ketahanan energi untuk Indonesia adalah sebuah keharusan.

"Kita ketahui bahwa ketahanan energi untuk Indonesia adalah sebuah keharusan, seperti sejak awal tahun kemarin juga kita bagaimana me-review yang namanya ketahanan kesehatan ataupun ketahanan pangan," ujar Erick dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (6/5).

Menurut Erick, Indonesia merupakan negara kepulauan, dan ini menjadi hal penting untuk terus memperbaiki rantai pasoknya atau supply chain.

"Tentu kita bicara ketahanan energi, karena itu dengan supply chain yang sekarang negara kepulauan inilah amat sangat penting kita di Kementerian BUMN dan tentu bersama para BUMN yang hari ini khususnya Pertamina harus memiliki langkah besar yang memastikan logistics supply chain ini menjadi sebuah peningkatan atau upgrading supaya menjadi sustainability yang baik," katanya.

Maka dari itu, lanjut dia ketika berbicara bagaimana juga transformasi yang ada di Pertamina, salah satunya dengan membentuk integrasi logistik kelautan.

"Kita melihat tentu dengan konsolidasi yang telah dilaksanakan sekarang adalah sebuah langkah yang membuktikan Pertamina menjadi perusahaan terdepan dalam melakukan transformasi yang kita inginkan," katanya.

Dia juga berharap agar langkah-langkah ini terjadi di BUMN lainnya dan terus melakukan percepatan sebagaimana Kementerian BUMN inginkan, baik di PLN, Telkom, ataupun BUMN lainnya."Saya mengucapkan terima kasih, Pertamina dengan strateginya sekarang saya bisa melihat secara nyata langkahnya, posisinya, strateginya, dan siap untuk bersaing itu adalah riil. Jadi bukan hanya kaleng-kalengan. Jadi benar ini," ujar Erick.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement