Kamis 06 May 2021 06:09 WIB

Distribusi Pupuk, Mentan Syahrul Minta Pengawasan Diperketat

Mentan Syahrul minta pengawasan pupuk bersubsidi diperketat khususnya didistributor

Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan) didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Mentan Syahrul meminta pengawasan tata kelola distribusi pupuk bersubsidi diperketat khususnya pada tingkat distributor dan pengecer.
Foto: Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan) didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Mentan Syahrul meminta pengawasan tata kelola distribusi pupuk bersubsidi diperketat khususnya pada tingkat distributor dan pengecer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketersediaan pupuk bersubsidi di tingkat petani harus tersedia Cepat, Cermat dan Akurat (CCA) maka pengawasan tata kelola distribusi harus diperketat, khususnya pada tingkat distributor dan pengecer. Sanksi tegas harus diterapkan pada pihak yang melakukan pelanggaran yang sudah disepakati dengan pemerintah.

"Harap diingat, sektor pertanian terkait erat dengan masalah waktu, selalu CCA atau cepat, cermat dan akurat. Saya berharap kita perbaiki tata kelola pupuk melalui forum ini," kata Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Rabu (5/6) pada Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Tata Kelola Pupuk Bersubsidi' yang dihadiri Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Bakir Pasaman dan sejumlah pejabat eselon satu Kementan.

Mentan Syahrul meminta pengawasan tata kelola distribusi pupuk bersubsidi diperketat khususnya pada tingkat distributor dan pengecer. Sanksi tegas juga harus diterapkan pada pihak yang melanggar ketentuan yang telah disepakati Pemerintah RI, khususnya Kementerian Pertanian RI (Kementan) dengan PIHC.

“Izin pak direktur, Dirut (direktur utama) PIHC bukan mau mencampuri, dan ini juga berlaku untuk jajaran saya. Kalau ada yang tidak benar, bermain-main dengan pupuk dengan cara tidak benar, pecat itu pak, kasih berhenti saja, saya akan persoalkan kalau distribusi bersoal,” kata Mentan Syahrul saat membuka FGD di kantor pusat Kementan, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

Mentan Syahrul menegaskan bahwa pihaknya sangat fokus dengan ketersedian pupuk di tingkat petani, karena penggunaan pupuk merupakan salah satu faktor penting dalam rangka meningkatkan produktifitas dan produksi komoditas pertanian khususnya produksi pangan.

“Jangan cuma lihat pupuknya, negara 267 juta penduduk, negara besar yang kalau kurang makannya, kalau kita salah menghitungnya, salah dan berspekulasi atas  program konsepsi, ini berbahaya untuk 267 juta orang penduduk Indonesia,” katanya.

Dia mengingatkan bahwa sektor pertanian juga tumpuan mendukung pembangunan ekonomi nasional, di antaranya memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB), dimana pada masa pandemi Covid 19, hanya sektor pertanian yang menunjukkan pertumbuhan positif sekitar 16,24 persen. Pertanian saat ini diterapkan dengan bebeberapa teknologi pertanian dan pupuk juga menjadi bagian penting.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement