Jumat 14 May 2021 22:01 WIB

Waktu Terbaik Berjemur Cegah Defisiensi Vitamin D

Dokter menyarankan berjemur di pukul 12.00 selama 10-30 menit.

Red: Indira Rezkisari
Rutin berjemur di bawah matahari pukul 12.00 bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Rutin berjemur di bawah matahari pukul 12.00 bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), Jeffri Aloys Gunawan, mengatakan, pukul 12.00 merupakan waktu terbaik untuk terpapar sinar matahari. Ia menyarankan berjemur di pukul 12.00 demi mengaktifkan vitamin D yang ada dalam tubuh sehingga tak mengalami defisiensi.

"Tidak bisa sembarangan berjemur untuk mendapatkan vitamin D. Panjang gelombang sinar UV harus spesifik (UVB), biasanya 280-300 nanometer didapatkan pada siang hari jam 10.00-13.00, paling bagus jam 12.00 siang untuk vitamin D," ujar dia dalam konferensi pers daring peluncuran produk vitamin D.

Baca Juga

Alasan tersebut menjadikan selebritas Melanie Putria termasuk yang rutin terpapar sinar matahari di pukul 12.00. Karena kegiatan berlari jarak jauhnya sejak pukul 06.00 hingga 09.00 tetap terdiagnosis kekurangan vitamin D.

Terkait waktu berjemur, Jeffri yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu merekomendasikan durasi selama 10-30 menit untuk menghasilkan vitamin D di dalam tubuh. Saat berjemur sebaiknya tak menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF lebih dari 15.

Setelah jam 13.00, panjang gelombang sinar UV sudah berisiko tinggi dan bisa mencetuskan kanker. Lebih lanjut, saat berjemur disarankan mengenakan pakaian minim ketimbang menutupi seluruh kulit walau ini tak mudah antara lain karena berbagai alasan seperti ketakutan terutama kaum hawa pada sinar matahari, waktu hingga kekhawatiran harus menggunakan pakaian minim saat berjemur.

Selain itu, pastikan berada di luar untuk mendapatkan sinar matahari langsung. "Kalau pakai kaca (jendela di kantor atau rumah misalnya) UVB terhalang, terganggu kerjanya, tidak seperti UVA. Inilah kenapa kita sebaiknya sinar matahari dari outdoor," tutur Jeffri.

Chief Strategy Officer Konimex Group, Edward Joesoef, mengungkapkan, walau Indonesia termasuk negara tropis dengan paparan sinar matahari yang cukup, masih banyak masyarakat di negara ini baik itu dari kalangan anak-anak hingga berusia lanjut yang mengalami defisiensi vitamin D. Tidak banyak orang yang berjemur di luar selama 30 menit, gaya hidup dinamis antara lain bekerja dari pagi hingga sore hari menyulitkan orang-orang secara konsisten berjemur di luar, menjadi sederet alasannya.

Untuk memastikan kecukupan vitamin D di dalam tubuh, Anda bisa menjalani pemeriksaan kadar vitamin yang berperan untuk sistem kekebalan, menjaga keseimbangan kalsium dan tulang serta mencegah risiko beberapa penyakit seperti jantung dan kanker itu, di laboratorium, demikian pesan Jeffri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement