Kamis 13 May 2021 06:46 WIB

Perubahan Iklim Buat Petani Vietnam Banting Setir

Sepertiga area pertanian padi di garis pantai Soc Trang terpengaruh penggaraman

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Sawah (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Sawah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Selama bertahun-tahun, Ta Thi Thanh Thuy bekerja keras di sebidang tanah yang diapit di antara Sungai Mekong dan Laut China Selatan untuk menumbuhkan biji-bijian yang berharga. Namun perubahan iklim mendorongnya meninggalkan menanam padi dan meninggalkan pekerjaan tersebut.

Air laut yang naik membawa peningkatan kadar garam yang signifikan di wilayah Delta Mekong. Kondisi ini membuat tren budidaya tambak udang diperkirakan akan meningkatkan industri makanan laut negara tersebut.

Baca Juga

Pemerintah telah menetapkan target yang ambisius untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat ekspor udang dari level saat ini. Vietnam menaruh target menjadi 10 miliar dolar AS pada 2025 dan petambak Delta telah memperoleh manfaat dari sesi pelatihan otoritas lokal dan langkah-langkah lainnya, termasuk beberapa pinjaman lunak.

"Hidup sangat sulit bagi kami sampai kami mulai bertani udang. Banyak petambak udang di sekitar sini yang mampu membangun rumah bagus dan membuka rekening tabungan di bank," kata Thuy.

Peningkatan air laut di wilayah delta telah diperparah dengan pembangunan beberapa bendungan pembangkit listrik tenaga air di hulu, yang selanjutnya mengurangi aliran air bersih. "Kami menanam padi tapi tidak memanen padi. Ada saat padi masih bisa tumbuh saat air masih segar. Akan tetapi kemudian air menjadi semakin asin setiap tahun," kata sesama petani udang, Ta Thanh Long.

Menurut mantan direktur Pusat Promosi Pertanian Delta, Duong Minh Hoang, setidaknya sepertiga dari area pertanian padi di sepanjang garis pantai 72 kilometer provinsi Soc Trang telah terpengaruh oleh penggaraman selama beberapa tahun terakhir. "Kami mengimbau masyarakat untuk beralih ke tanaman yang cocok dengan salinasi. Perubahan iklim berdampak pada semua orang di sini. Kami harus mencoba beradaptasi untuk bertahan hidup," ujarnya.

Perubahan mata pencaharian ini kemungkinan akan berdampak pada lingkungan pula. Analis industri memperkirakan ekspor naik 5-10 persen setiap tahun selama dekade berikutnya karena total lahan tambak udang negara meningkat 3-5 persen setiap tahun.

Organisasi non-pemerintah yang berbasis di Swiss, Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), memperkirakan lebih dari separuh hutan bakau alami Vietnam yang melindungi dari erosi pantai dan gelombang badai, telah dibuka untuk membuka tambak udang. Pakar akuakultur telah menyoroti kurangnya pengawasan regulasi terhadap ledakan di tambak udang kecil.

Ada kekhawatiran khusus tentang penggunaan antibiotik untuk mengobati penyakit pada stok udang. Antibiotik dapat meresap ke dalam limbah yang biasanya dibuang, tidak diolah atau diolah secara tidak memadai, kembali ke saluran air di sekitarnya, meningkatkan risiko pencemaran kimiawi di lingkungan terdekat, dan efek samping yang merugikan pada rantai makanan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement