Kamis 06 May 2021 14:52 WIB

PBNU: Sayangi Keluarga dengan Silaturahim Virtual

Silaturahim sekarang sudah bisa dilakukan secara virtual di tengah pandemi Covid-19.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj (kiri) didampingi Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini (kanan) saat menyampaikan konferensi pers di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (2/3).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj (kiri) didampingi Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini (kanan) saat menyampaikan konferensi pers di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zainy, mengimbau kepada umat Islam, khususnya warga nahdliyin, untuk tidak mudik Lebaran. Karena, menurut dia, silaturahim sekarang sudah bisa dilakukan secara virtual di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Sayangi keluarga, silaturahim cukup virtual,” ujar Helmy dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/5).

Baca Juga

Dia mengatakan, mudik sebagai media silaturahim adalah sebuah tradisi yang baik. Namun, karena situasi pandemi, menghindar dari risiko penularan dengan tidak melakukan mudik adalah lebih utama.

“Silaturahim merupakan salah satu ajaran yang sangat dianjurkan oleh Islam. Silaturahim adalah salah satu media yang bisa digunakan untuk merekatkan kembali nilai-nilai persaudaraan. Silaturahim bisa dilakukan dengan banyak cara,” ucapnya.

Selain itu, menurut dia, kegiatan halal bihalal setelah Idul Fitri sekarang juga sudah bisa dilakukan secara virtual. Karena itu, kata dia, umat Islam harus melakukannya dengan cara-cara yang bisa meminalisasi kontak fisik.

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ مَا قَالُوْا ۗوَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ اِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوْا بِمَا لَمْ يَنَالُوْاۚ وَمَا نَقَمُوْٓا اِلَّآ اَنْ اَغْنٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ مِنْ فَضْلِهٖ ۚفَاِنْ يَّتُوْبُوْا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۚوَاِنْ يَّتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ عَذَابًا اَلِيْمًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَمَا لَهُمْ فِى الْاَرْضِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Mereka (orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), sekiranya Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi.

(QS. At-Taubah ayat 74)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement