Kamis 06 May 2021 14:59 WIB

Republika Masuki Fase Baru di Blockchain

Republika menawarkan halaman muka perdananya dalam bentuk NFT di Opensea.

Rep: Setyanavidita Livikacansera/ Red: Nur Hasan Murtiaji
Tangkapan layar gambar digital edisi perdana Republika yang ditawarkan dalam bentuk NFT di Opensea.
Foto: Republika/nur hasan murtiaji
Tangkapan layar gambar digital edisi perdana Republika yang ditawarkan dalam bentuk NFT di Opensea.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan dunia teknologi terus diwarnai beragam dinamika. Setelah revolusi yang diusung internet, saat ini dunia tengah berada di ambang revolusi terbaru melalui teknologi blockchain.

Blockchain merupakan teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan data digital yang terhubung melalui sistem kriptografi. Salah satu penggunaan teknologi blockchain tak bisa dilepaskan dari cryptocurrency dan bitcoin. 

Namun, menurut Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi, sejatinya masih banyak lagi sektor yang bisa memanfaatkan teknologi yang satu ini. "Apabila internet menawarkan revolusi dalam pertukaran informasi, melalui hadirnya surat elektronik dan mesin pencarian, seperti Google, blockchain membawa revolusi pertukaran value melalui lahirnya berbagai kelas aset digital baru," kata Irfan, Kamis (6/5).

Data Grandviewresearch pada 2020 menunjukkan, pasar teknologi blockchain secara global pada 2020 diperkirakan bernilai 3,67 miliar dolar AS. Angka ini diprediksi terus berkembang dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) mencapai 82,4 persen sepanjang 2021 hingga 2028.

photo
Tangkapan layar gambar digital edisi perdana Republika yang ditawarkan dalam bentuk NFT di Opensea. - (Republika/nur hasan murtiaji)

Edisi perdana Republika dilelang

Makin luasnya adopsi teknologi blockchain, melahirkan non-fungible token (NFT) sebagai aset digital baru. Republika resmi menawarkan kover atau halaman muka perdananya dalam bentuk NFT pada platform penjualan NFT terbesar di dunia, Opensea, Rabu (5/5). Halaman muka yang terbit pada 4 Januari 1993 itu hadir dengann judul headline "George Bush-Yeltsin Tandatangani START II". 

Koran yang terbit hitam putih ini memiliki tata letak yang berbeda dengan koran pada masanya, menjadi pelopor pada zamannya. "Perkembangan ekosistem blockchain dan peluang pasar NFT yang masih terbuka luas mendorong Republika menjajal peluang yang ada," ujar Irfan.

Menurut Irfan, hal ini sekaligus membuka peluang bagi para kolektor untuk memiliki kover perdana Republika sebagai bagian dari aset digitalnya. Perkembangan tren aset digital memang terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. 

Jika pada 2020 pertumbuhan ekosistem di blockchain diwarnai dengan tren desentralisasi keuangan (decentralized financed), kini tren mulai bergeser ke pemilikan NFT. NFT adalah aset digital yang mewakili berbagai macam barang berwujud dan tidak berwujud yang memiliki keunikan. Mulai dari kartu olahraga yang dapat dikoleksi hingga real estat virtual atau bahkan digital sneakers.

Industri ini mengalami kenaikan yang sangat pesat pada awal 2021. Menurut Laporan Kuartalan Q1 oleh CoinGecko pada akhir Maret 2021, rasio pencarian Google dari NFT adalah 4:1 jika dibandingkan dengan pencarian decentralized financed (DeFi). 

Tingkat minat penelusuran NFT pun mencapai level tertinggi sepanjang masa yang berjumlah 100 pencarian pada 12 Maret 2021. Hal ini bertepatan dengan hari setelah artis Beeple menjual karya seninya "Everydays: The First 5000 Days" seharga 69 juta dolar AS. 

Edisi perdana halaman muka Republika ditawarkan perdana seharga 1 ethereum atau sekitar 3.200 dolar AS per Rabu (5/5). Ke depan, Republika berencana terus mewarnai industri NFT dengan membuka peluang masyarakat untuk memiliki karya-karya terbaik Republika dalam bentuk aset digital. 

Terbit perdana pada 4 Januari 1993, Republika hadir sebagai pelopor pembaruan media massa Indonesia. Harian ini memberi warna baru pada desain, gaya pengutaraan, dan sudut pandang surat kabar negeri ini. Sebagai koran, kemudian portal berita pertama di Tanah Air, dan kini hadir di beragam platform media sosial, Republika melahirkan keseimbangan baru dalam tata informasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement