Kamis 06 May 2021 15:05 WIB

Gelombang Covid-19 di India Diduga Kuat karena Mutasi Virus

Virus Covid-19 di India disebut melakukan mutasi ganda

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Agen penghitung dengan pakaian pelindung beristirahat selama penghitungan suara pemilihan majelis negara bagian Assam di Gauhati, India, Minggu, 2 Mei 2021. Dengan rumah sakit India berjuang untuk mengamankan pasokan oksigen yang stabil, dan lebih banyak pasien COVID-19 meninggal di tengah kekurangan, pengadilan di New Delhi mengatakan akan mulai menghukum pejabat pemerintah karena gagal mengirimkan barang-barang penyelamat nyawa.
Foto:

Sementara itu, India melaporkan rekor 412 ribu kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam pada Rabu (5/5) waktu setempat, sedangkan mencatat 3.980 kematian bari pada kurun waktu yang sama. Penasihat ilmiah utama pemerintah juga mengatakan gelombang ketiga tidak bisa dihindari.

Berbicara pada jumpa pers kementerian kesehatan, K VijayaRaghavan mengakui bahwa para ahli tidak mengantisipasi keganasan lonjakan kasus tersebut. "Fase tiga tidak bisa dihindari, mengingat tingginya tingkat virus yang beredar," katanya pada jumpa pers dikutip laman BBC, Kamis. "Tapi tidak jelas pada skala waktu apa fase tiga ini akan terjadi. Kita harus bersiap untuk gelombang baru," ujarnya menambahkan.

Lonjakan virus saat ini telah membanjiri sistem perawatan kesehatan dengan tempat tidur rumah sakit, oksigen, dan bahkan ruang krematorium yang terbatas. Beberapa negara bagian berada di bawah lockdown dan jam malam lokal, namun pemerintah enggan memberlakukan lockdown nasional, karena khawatir akan berdampak pada ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement