Kamis 06 May 2021 18:13 WIB

Survei: Pandangan Positif Soal Muslim Naik Era Akhir Trump 

Tren pandangan positif meningkat era akhir kepemimpinan Donald Trump

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Tren pandangan positif meningkat era akhir kepemimpinan Donald Trump. Mantan Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Tren pandangan positif meningkat era akhir kepemimpinan Donald Trump. Mantan Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON—Rob Griffin dan Mayesha Quasem dari Voter Study Group (VSG) merilis analisa baru tentang pandangan Muslim pada kepemimpinan Trump.

Dalam survei tersebut, ditemukan terjadinya peningkatan pandangan positif tentang Muslim di tahun-tahun terakhir Trump, meningkat menjadi 56 persen pada akhir 2020, naik dari 49 persen pada pertengahan 2019. 

Baca Juga

Hal menarik yang ditemukan dari penelitian ini adalah dugaan para penulis yang menganggap peningkatan positif ini terjadi karena pergeseran antara partai republik dan independen yang tidak terduga.

Peningkatan ini juga diklaim tidak dapat diprediksi, merujuk pada ketegangan dan kekerasan rasial di Amerika Serikat beberapa tahun terakhir. 

Temuan lain yang membuat penasaran adalah meskipun Partai Republik memimpin perubahan dalam sikap yang lebih positif, sebagian besar Republikan masih percaya ada ketidakcocokan mendasar antara Islam dan nilai-nilai tradisional Amerika.

Terlebih lagi, imigrasi tetap menjadi perhatian utama di antara pemilih Trump dan sejumlah besar Republikan percaya bahwa agama Kristen berada di bawah tekanan.

Nazita Lajevardi, Asisten Profesor dalam ilmu politik di Michigan State University dan penulis Outsiders at Home, percaya bahwa kepemimpinan Trump tentang masalah imigrasi dan ancaman Muslim kemungkinan berperan.

Melalui email, Lejvardi mengatakan bahwa Partai Republik kurang menganggap Muslim sebagai ancaman dan lebih tenang karena keyakinan pada kompetensi Trump sebagai pemimpin untuk menangani masalah yang terkait dengan kelompok tersebut.

Lejevardi juga mencatat bahwa kurangnya perhatian media yang terfokus pada isu terorisme mungkin membuat isu tersebut kurang menonjol. 

"Umat Muslim mendapatkan banyak minat selama kampanye [2016] dan juga di awal 2017, dan tampaknya ada korelasi yang lebih besar dengan minat penelusuran Google tentang teror selama periode ini. Tapi ini menurun dan korelasinya melemah di seluruh pemerintahan [Trump],” ujarnya yang dikutip di AEI, Kamis (6/5). 

Pada saat sikap publik tumbuh secara konsisten lebih terpolarisasi, hasil VSG menunjukkan pembalikan yang menyegarkan. Namun, tidak jelas apakah keuntungan ini akan bertahan, tulis Daniel A Cox dalam artikelnya yang dikutip Republika.co.id. 

Menurutnya, ada alasan struktural yang dapat diperkirakan, umat Islam akan menikmati penerimaan yang lebih besar di Amerika Serikat dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek pembalikan dramatis mungkin akan terjadi. Penelitian telah menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang terorisme terus dikaitkan dengan sentimen anti-Muslim. 

“Lebih jauh, dengan Trump tidak lagi menjabat, perasaan anti-Muslim mungkin muncul kembali di sayap kanan sebagai bagian dari kekhawatiran tentang pergeseran budaya dan demografis yang sedang berlangsung yang telah menentukan era politik ini,” ujarnya. 

Sumber: aei   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement