Kamis 06 May 2021 21:37 WIB

Ragam Jenis Puasa dan Caranya Menurut Ajaran Yahudi  

Yahudi juga mempuyai syariat berpuasa dengan tata cara yang berbeda

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Yahudi juga mempuyai syariat berpuasa dengan tata cara yang berbeda. Yahudi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Yahudi juga mempuyai syariat berpuasa dengan tata cara yang berbeda. Yahudi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Puasa di kalangan orang Yahudi sering dikaitkan dengan peringatan peristiwa sejarah yang dialami orang-orang Yahudi di masa lalu. Ketentuan berpuasanya pun berbeda dengan puasa umat Muslim maupun umat lainnya.

Dilansir di Arabic Post, Kamis (6/5), salah satu alasan puasa yang melandasi puasanya orang Yahudi yakni sesuai dengan apa yang tercantum dalam Alkitab. Termasuk berkabung atas hancurnya Kuil Sulaiman atau pengepungan Yerusalem oleh pasukan Nebukadnezar.

Baca Juga

Dalam puasanya Yahudi, tidak ada pola puasa tunggal. Pada hari-hari tertentu, puasa mungkin ringan dilakukan dengan dimulai dari fajar sampai malam hari atau bahkan mungkin lebih lama. Yakni mulai dari matahari terbenam sampai gelap pada malam berikutnya, dan dalam semua kasus orang Yahudi percaya bahwa ibadah ini dapat meningkatkan yang bersangkutan ke tingkat malaikat.

Ada empat jenis puasa bagi orang Yahudi baik yang berjenis lengkap, ringan, dan terkait dengan memori penghancuran Bait Suci (berlandaskan sejarah), dan opsional atau yang tidak berlaku untuk semua orang Yahudi.

1. Puasa lengkap

Orang Yahudi berpuasa dua hari setahun penuh. Yaitu puasa yang dimulai dari matahari terbenam sampai gelap pada malam berikutnya, dan itu adalah puasa Tisha Pave. Puasa ini jatuh pada 9 Agustus di mana menurut kepercayaan Yahudi, puasa Tisha Pave adalah memperingati hari dimana Kuil Sulaiman dihancurkan Kekaisaran Babilonia dan Kuil Kedua oleh Kekaisaran Romawi di Yerusalem.

Yang kedua, adalah puasa Yom Kippur atau yang biasa juga dikenal sebagai sebagai puasa hari pendamaian. Ini adalah puasa di hari paling suci dalam tahun Yahudi, dan jatuh pada hari kesepuluh dari bulan ketujuh.

Selama dua hari jenis puasa itu, orang Yahudi sama sekali tidak makan dan minum, dan ada empat larangan yang tidak didekati seorang Yahudi selama puasa tersebut. Yakni dia tidak diperbolehkan mandi selama dua hari, tidak boleh memakai sepatu kulit, tidak akan menggunakan cologne, minyak, atau parfum, serta dilarang berhubungan intim dengan pasangan.

2. Puasa ringan

Di sini, orang yang berpuasa tidak memaksakan batasan apa pun pada hari-hari puasa lengkapnya. Melainkan puas dengan puasa sederhana dari subuh hingga malam, tidak minum dan makan. Terdapat puasa empat hari setiap tahunnya.

Pertama, Puasa Gedaliah. Puasa ini dilaksanakan pada tnggal dan hari yang bervariasi menurut kalender Masehi dari tahun ke tahun. Dan orang Yahudi memperingati hari jadi pembunuhan Gedaliah, yang merupakan gubernur distrik "Yudea" yang dibunuh tentara Babilonia Raja Nebukadnezar bersama dengan sejumlah orang Yahudi, menurut apa yang disebutkan dalam Alkitab.

Kedua, sepuluh Tivit (bulan kesepuluh dalam kalender Ibrani), orang Yahudi berpuasa pada hari ini dalam berkabung untuk mengenang pengepungan yang dilakukan oleh Nebukadnezar di Yerusalem. Yang mana dalam sejarah bahwa pengepungan itu berakhir dengan penghancuran Kuil Sulaiman dan penaklukan Kerajaan Yehuda.

Ketiga, 17 Juli (Shiva Asar B'Tammuz). Puasa ini bertepatan dengan ingatan akan runtuhnya tembok Yerusalem sebelum penghancuran Bait Suci Kedua menurut kepercayaan Yahudi.

Keempat, puasa Ester. Puasa ini dilakukan di mana orang Yahudi memperingati salah satu pertempuran yang disebutkan dalam Kitab Ester.

Pada masing-masing dari empat hari ini, orang yang berpuasa secara teratur membaca bagian-bagian tertentu dari Taurat dalam Misa untuk hari-hari puasa. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement