REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura bakal mengembangkan kampung florikultura di empat provinsi dengan target 1.000 petani plasma. Keempat provinsi tersebut tersebar di Jawa Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, mengatakan, pengembangan plasma kampung florikultura tersebut melibatkan para petani milenial dengan pembiayaan KUR Florikultura untuk 1000 debitur senilai Rp 50 miliar atau Rp 50 juta per orang.
Prihasto mengatakan, total jumlah SIP yang telah dikeluarkan pada tahun 2021 yakni sebanyak 4484 dengan beragam negara tujuan ekspor. Pada tahun 2021 ini tercatat 135 eksportir florikultura dan 20 eksportir sayuran dan buah.
“Tercatat hingga Februari 2021, grand total volume ekspor hortikultura pada 2021 sejumlah 60.960 ton dengan nilai 102.473.636 dolar AS. Khusus tanaman hias, sejumlah 1.092 ton dengan nilai 3.817.419 dolar AS. Sementara, sayuran sejumlah 9.430 ton senilai 18.795.470 dolar AS," kata Prihasto.
Chief Executive Officer Minaqu Home Nature yang menjadi salah satu perusahaan eksportir tanaman hias, Ade Wardhana Adinata, mengatakan, permintaan tanaman hias dari Indonesia saat ini cukup stabil lantara terdapat perubahan kebiasaan, terutama di Amerika Serikat dan Eropa yang menjadi pasar terbesar ekspor florikultura.
"Saat ini ada perubahaan habit dari hewan ke tanaman hias," katanya kepada Republika.co.id.
Ia mengatakan, proses perizinan ekspor saat ini juga cukup cepat, yakni dari tiga jam hingga tiga hari. Adapun, tanaman hias yang kini memiliki banyak permintaan yakni jenis aroid seperti homalomena, scindapsus, alocasia, raphidopora.