Jumat 07 May 2021 06:07 WIB

Arteta: Arsenal Terpukul Gagal ke Final Liga Europa

Arsenal terhenti di semifinal Liga Europa setelah ditahan imbang 0-0 oleh Villarreal.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Ekspresi pelatih Arsenal Mikel Arteta.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Ekspresi pelatih Arsenal Mikel Arteta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arsenal merasakan kekecewaan besar atas hasil imbang tanpa gol melawan Villarreal pada leg kedua semifinal Liga Europa di Stadion Emirates, Jumat (7/5) dini hari WIB. Hasil ini membuat the Gunners gagal ke final untuk menantang sesama tim Inggris Manchester United. Sebaliknya, Villarreal lolos ke partai puncak dengan kemenangan agregat 2-1.

Tim Spanyol menjaga keunggulan pada leg pertama dengan penampilan yang disiplin. Selain itu keberuntungan juga berpihak kepada tim Kapal Selam Kuning dengan percobaan Pierre-Emerick Aubameyang dua kali membentur tiang.

Baca Juga

Hasil ini menjadi pembuktian sekaligus pembuktian bagi pelatih Villarreal Unai Emery yang dipecat oleh Arsenal pada 2019. Dia sekarang memiliki peluang untuk memenangkan Liga Europa untuk keempat kalinya ketika Villarreal menghadapi Manchester United di final di Gdansk, Polandia, akhir bulan ini.

Sementara bagi Arsenal, musim depan hampir pasti akan menjadi yang pertama kalinya sejak 1995-96 mereka absen di pentas Eropa. "Kami sangat terpukul. Sangat kecewa," kata pelatih Arsenal Mikel Arteta kepada BT Sport dikutip dari Evening Standard, Jumat (7/5).

"Kami harus memberi selamat kepada Villarreal. Kami mencoba segalanya sampai menit terakhir. Saya pikir kami ingin memenangkan pertandingan tetapi detailnya menentukan." 

Arteta menyebut timnya punya tiga peluang besar dibandingkan Villarreal yang tidak memberikan ancaman apa-apa. Namun, menurutnya banyak faktor yang membuat timnya kesulitan, di antaranya adalah pemain yang tidak dalam performa terbaik mereka.

Selain itu, kehilangan Granit Xhaka dalam pemanasan membuat rencana tim berubah sepenuhnya. "Kami mempersiapkan segalanya dengan Granit di posisi itu. Pada babak pertama kami kesulitan dengan bola tapi itu bukan alasan. Terlalu banyak pemain penting yang harus menentukan permainan tetapi tidak pada momen yang tepat," kata dia.

Menurut Arteta, para pemainnya sangat tidak tepat dalam penguasaan bola. Ia merasa mereka sedikit tegang. "Kami jauh lebih dominan di babak kedua," jelasnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement