REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Safwannur, Alumnus Ponpes Ihyaaussunnah Lhokseumawe, Aceh dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta. Pengajar di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهدُ أَنْ لاَ إَلَهَ إِلاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
قَالَ تَعَالَى: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
قال النَّبِيُّ: كُنْ فِيْ الدُنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ, أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَآءَ, وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَاضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Di dalam Al-Qur’an Allah banyak bersumpah mengenai waktu. Ciri-ciri yang menonjol dari ayat sumpah adalah diawali dengan huruf waw qasam (waw yang menunjukkan sumpah), di antaranya ada wa al-ashri (demi masa), wa adh-dhuha (demi waktu dhuha), wa al-laili (demi malam) dan lain sebagainya.
Intensitas penyebutan yang berulang-ulang meskipun dengan diksi yang berbeda mengindikasikan betapa pentingnya menjaga dan memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Setiap manusia diberikan porsi waktu yang sama oleh Allah.
Titik perbedaannya terletak pada cara mengelolanya dengan tepat atau tidak. Tak sedikit yang menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berfaedah, sehingga menjerumuskan dirinya pada jurang kesia-siaan.
Padahal, kesempatan yang masih diberikan oleh Allah sejatinya untuk mengumpulkan amal shaleh sebanyak-banyaknya sebagai bekal yang akan dibawa pulang ke kampung akhirat kelak agar tidak termasuk golongan orang yang merugi. Allah SwT berfirman:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ )العصر: ١-٣(.
Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam kebaikan, dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran. (QS. Al-Asr [105]:1-4)
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa al-‘Ashr adalah waktu atau masa yang padanya terjadi aktivitas anak Adam baik yang berupa kebaikan maupun keburukan. Baik dan buruk aktivitas keseharian yang dilakoni manusia merupakan pilihannya sendiri yang tentu segala konsekuensi berpulang kepada pribadinya.