REPUBLIKA.CO.ID, MALE - Mantan presiden Maladewa Mohamed Nasheed dilaporkan terluka dalam ledakan bom, Kamis (6/5) waktu setempat. Mantan presiden pertama yang terpilih secara demokratis itu langsung dilarikan ke rumah sakit.
Menurut seorang pejabat dari Partai Demokrat Maladewa (MDP), ledakan tersebut meledak ketika Nasheed (53 tahun) masuk ke mobilnya di ibu kota Male. "Ini terlihat seperti semacam alat peledak yang diimprovisasi, kemungkinan dipasang di sepeda motor yang diparkir," kata pejabat itu dikutip laman The Guardian, Jumat (7/5).
Investigasi kini masih dilakukan, tetapi tidak ada rincian cedera Nasheed. Setidaknya satu pengawalnya juga dibawa ke rumah sakit.
Penduduk setempat mengatakan, ledakan terdengar di seluruh ibu kota. Nasheed menjadi ketua parlemen, posisi terkuat kedua di Maladewa, setelah partainya menang telak dalam pemilu April 2019.
Dia menjadi presiden pertama yang dipilih secara demokratis di negara itu pada 2008. Dia kemudian digulingkan dalam kudeta pada 2012 dan tidak dapat ikut serta dalam pemilihan presiden 2018 setelah dihukum atas tuduhan pidana.
Nasheed kembali ke negara itu dari pengasingan setelah partainya memenangkan pemilu 2018 dan kemudian masuk parlemen. Mengenai serangan terbaru, Menteri luar negeri, Abdulla Shahid, mengutuknya.
"Serangan pengecut seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Pikiran dan doa saya bersama Presiden Nasheed dan orang lain yang terluka dalam serangan ini, serta keluarga mereka," ujar Shahid melalui Twitter resminya.