REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) mengerahkan lebih banyak pengebom dan jet tempur untuk melindungi penarikan pasukan dan koalisi dari Afghanistan, Kamis (6/5) waktu setempat. Hal itu dilakukan meski sejauh penarikan pasukan tidak mengalami serangan langsung.
"Kurang dari satu pekan, penarikan akan berjalan sesuai rencana," ujar Menteri Pertahanan Lyoyd Austin seperti dikutip laman Al Arabiya, Jumat (7/5).
Ketua Gabungan Pentagon Mark Milley mengatakan, bahwa untuk mempertahankan pasukan yang pergi, enam pengebom jarak jauh B-52 dan 12 pesawat tempur F-18 telah diperintahkan untuk memasok dukungan darurat. Milley menuturkan bahwa belum ada serangan langsung terhadap pasukan AS dan pasukan koalisi, meskipun pemberontak Taliban melancarkan antara 80 dan 120 serangan setiap hari terhadap target pemerintah Afghanistan.
Presiden AS Joe Biden memerintahkan penarikan pasukan akhir dari 2.500 anggota dinas AS dan 16 ribu pegawai kontrak sipil AS, dan negara lain. Itu dilakukan hampir 20 tahun setelah menginvasi negara tersebut untuk menggulingkan Taliban dari kekuasaan dan mengejar Al-Qaeda menyusul serangan 11 September 2001.
Biden menetapkan batas waktu untuk penarikan peringatan tahun ini serangan 11 September. Sementara, Austin dan Milley menggarisbawahi bahwa meskipun AS terus bekerja sama dengan pasukan keamanan Afghanistan, hubungan akan bergeser dengan penarikan itu.