REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Sejumlah masyarakat mengeluhkan penutupan Jalan KH Z Mustofa Kota Tasikmalaya, yang merupakan kawasan pusat pertokoan di daerah itu. Sebab, adanya penutupan itu membuat aktivitas warga terganggu.
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, akses warga yang hendak masuk ke Jalan KH Z Mustofa dengan kendaraan bermotor ditutup menggunakan plang penutup jalan. Terdapat sejumlah aparat kepolisian yang berjaga di pos penutupan itu.
Sementara, toko-toko di kawasan itu masih dapat beroperasi. Lalu-lalang orang juga masih terlihat di kawasan itu. Sebab, pejalan kaki dan pengendara sepeda masih boleh melintas ke kawasan pusat pertokoan Jalan KH Z Mustofa.
Adanya penutupan akses jalan itu membuat sejumlah masyarakat yang ingin berbelanja untuk kebutuhan Lebaran di kawasan mengeluh. Mega (21 tahun) salah satunya. Menurut dia, penutupan itu justru membuat jalan-jalan lain menjadi macet.
"Jadi bikin kemacetan di mana-mana. Saya tadi mau ke sini, harus puter arah beberapa kali," kata dia di Jalan KH Z Mustofa, Jumat (7/5).
Mega datang ke kawasan itu bersama temannya mengendarai sepeda motor. Agar bisa masuk ke Jalan KH Z Mustofa, ia memarkirkan motornya di ujung jalan dan berjalan kaki ke pusat pertokoan.
Menurut dia, penutupan jalan itu hanya membuat kerumunan orang berpindah, yang tadinya terpusat di kawasan Jalan KH Z Mustofa ke kantong-kantong parkir."Sama aja. Teyap berkerumun," ujar dia.
Ia berharap, petugas dapat kembali membuka akses jalan ke kawasan pusat pertokoan itu. Apalagi, saat ini sudah memasuki momen menjelang Lebaran, di mana orang-orang biasa membeli kebutuhan.
Mega paham, saat ini Kota Tasikmalaya berstatus zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Namun, lantaran momen menjelang Lebaran, ia memberanikan diri tetap berbelanja."Saya bismillah saja. Yang penting tetap jaga protokol kesehatan dan tetap waspasa. Habisnya ini kan setahun sekali," kata dia.
Salah seorang pengunjung lainnya di kawasan pusat pertokoan Jalan KH Z Mustofa, Ariksa Safitri (20) juga mengeluhkan penutupan jalan itu. Penutupan itu dinilai membuat susah masyarakat yang mau berbelanja kebutuhan Lebaran. "Jadi parkir di ujung, harus jalan kaki," kata dia.
Ia tahu, saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir. Namun, keinginannya untuk berbelanja menjelang Lebaran juga tetap tinggi. Karenanya, ia tetap memberanikan diri belanja ke kawasan Jalan KH Z Mustofa. "Kalau takut (tertular Covid-19) pasti ada. Tapi kita saling jaga saja. Jaga prokes," kata dia.
Keluhan tak hanya disampaikan oleh pengujung Jalan KH Z Mustofa. Para pedagang di kawasan itu juga mempersoalkan masalah penutupan jalan tersebut.
Salah seorang pedagang di kawasan itu, Yana (46) mengatakan, penutupan jalan yang dilakukan petugas sangat berdampak ke pemasukannya. Pembeli disebut menjadi sepi. "Pengaruh sekali. Biasanya kalau ada kendaraan, ada yang berhenti beli. Kalau sekarang tak ada," kata dia.
Ia mengaku, sebelum dilakukan penutupan jalan, pendapatannya bisa mencapai Rp 400 ribu dalam sehari. Namun, sore itu, ia belum mendapat uang sampai Rp 200 ribu. "Harapannya, bisa dibuka lagi. Biar jualan tetap laku," kata dia.
Sementara seorang petugas parkir di Jalan KH Z Mustofa, Encep Dayat (65) juga terdampak akibat penutupan jalan itu. Sebab, tak ada kendaraan yang masuk sama saja tak ada motor atau mobil yang parkir di sisi jalan. Akibatnya, pendapatannya berkurang drastis.
"Dampak sekalinke tukang parkir, gak ada sama sekali yabg parkir dari sore. Saya baru dapat uang Rp 8 ribu sudah ditutup. Kalau tak ditutup bisa 50 ribu," kata petugas parkir yang bertugas shift sejak pukul 14.00 WIB itu.
Encep mengatakan, penutupan itu dilakukan sejak Kamis (6/5). Pada Kamis, penutupan dilakukan sejak pukul 16.00 WIB hingga 20.00 WIB. Sementara pada Jumat, penutupan jalan dilakukan lebih awal, yaitu sejak pukul 14.30 WIB.
Ia berharap, aparat berwenang dapat kembali membuka akses menuju Jalan KH Z Mustofa. Sebab, penutupan jalan itu tak membuat kerumunan berkurang.
"Dibuka-tutup tidak apa. Kalau ditutup terus, sama aja, karena di depan parkir numpuk, ke sini jalan kaki. Jadi kerumunan di sana juga. Kalau mau mah tutup semua," kata dia.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Tasikmalaya Kota, Kompol Shohet mengatakan, penutupan di Jalan KH Z Mustofa bersifat situasional. Ketika terjadi penumpukan, petugas di lapangan akan menutup akses ke jalan itu. "Pagi, siang, malam itu kan tak ditutup. Kalau situasi ramai, kita pecahkan dengan penutupan untuk menghindari penularan Covid-19," katanya.
Ia mengatakan, penutupan itu akan dilakukan selama Kota Tasikmalaya masih berstatus zona merah. Jika statusnya sudah kembali ke zona oranye atau zona kuning, kemungkinan penutupan dihentikan.
Saat ini, penutupan hanya dilakukan di Jalan KH Z Mustofa. Rencananya, ke depannya penutupan akan dilakukan di tempat lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan, seperti Taman Kota, Alun-Alun, dan kawasan Dadaha.