REPUBLIKA.CO.ID, MALE -- Mantan presiden Maladewa Mohamed Nasheed masih dalam perawatan insentif setelah terkena serangan bom, Sabtu (8/5). Mantan presiden berusia 53 tahun itu tengah memulihkan diri dari 16 jam operasi untuk mengeluarkan pecahan peluru dari paru-paru, hati, dada, perut, dan anggota badan lainnya dalam serangan Kamis lalu.
Dalam laporan pertamanya tentang percobaan pembunuhan tersebut, Pasukan Pertahanan Nasional Maladewa (MNDF) mengatakan sebuah bom rakitan digunakan untuk menyerang Nasheed. "Alat peledak rakitan itu dipicu menggunakan remote control," kata seorang pejabat MNDF kepada wartawan di ibu kota Male dikutip laman Channel News Asia, Sabtu.
Polisi mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi empat tersangka yang terlihat dekat dengan serangan itu. Namun hingga kini belum ada penangkapan yang dilakukan. Maladewa mengharapkan petugas Polisi Federal Australia untuk bergabung dalam penyelidikan pada Sabtu selain dua ahli dari Kantor Narkoba dan Kejahatan PBB.