13 ABK Kapal Asing Tunggu Penjelasan Balitbangkes RI
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
13 ABK Kapal Asing Tunggu Penjelasan Balitbangkes RI (ilustrasi). | Foto: www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah memastikan, perihal temuan 13 anak buah kapal (ABK) asing yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Pelabuhan Cilacap telah dilakukan penanganan sebagaimana mestinya.
Bahkan --guna mengetahui kemungkinan adanya varian baru Covid-19 pada ke-13 ABK tersebut sudah dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangaan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan koordinasi intensif terkait penanganan 13 ABK kapal berbendera asing terus dilakukan oleh Pemprov Jawa Tengah.
“Termasuk koordinasi dengan Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI terkait tes genome untuk mengetahui varian virus Covid-19 yang telah menginveksi belasan ABK kapal asing tersebut,” katanya, di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (8/5).
Gubernur mengaku sudah koordinasi dengan Bupati Cilacap dan minta agar ada koordinasi antar dinas kesehatan dan penanganan lebih lanjut atas temuan tersebut sampai saat ini juga sudah berjalan.
Menurutnya, langkah- langkah penanganan sudah dilakukan sejak ada laporan masuk (pertama kali) dan otoritas karantina kesehatan pelabuhan (KKP) kelas II Cilacap juga sudah langsung turun tangan.
Penghentian bongkar muat juga dilakukan melalui koordinasi dengan kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) setempat. Para ABK yang hasil PCR-nya negatif menjalani isolasi mandiri di atas kapal.
Sterilisasi juga dilakukan oleh petugas kepanjangan tangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), baik di dalam kapal maupun di sekitar area kapal bersandar.
Pun demikian tracing terhadap kontak erat juga sudah dilakukan dan hasil swab juga telah dikirim ke Balitbangkes agar dilakukan tes genome. “Saat ini masih menunggu hasil dari Balitbangkes sekitar dua pekan,” jelasnya.
Selain itu, masih ungkap gubernur, langkah penanganan juga dilakukan terhadap belasan ABK yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan merujuk ke RSUD Cilacap.
Laporan terkahir ada satu ABK yang membutuhkan perawatan intensif sehingga pemerintah sudah memfasilitasi terapi plasma konvalesen. Maka Pemprov Jawa Tengah juga memfasilitasi terapi plasma konvalesen kepada satu ABK yang kondisinya tidak stabil.
“Maka sambil menunggu hasil penelitian oleh Balitbangkes itu, seluruh ABK yang negatif juga menjalani isolasi mandiri di kapal, tidak boleh ada yang keluar dan turun dari kapal,” tambah Ganjar.
Terkait kejadian itu, Ganjar menegaskan pengetatan pintu masuk ke Jawa Tengah juga telah dilakukan. Secara khusus ia juga meminta kepada seluruh pemegang otoritas, baik pelabuhan udara, pelabuhan laut, maupun tempat- tempat yang akan menerima tamu, warga, atau barang dari negara asing untuk di perketat.
Terutama untuk negara- negara yang menjadi perhatian dunia atau negara dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi seperti India.
Gubernur berharap semua pihak bisa belajar dari kasus di Pelabuhan Cilacap tersebut. Misalnya sebelum kapal masuk pelabuhan harus dikomunikasikan terlebih dahulu.
Sehingga kalau mudian harus dilakukan pemeriksaan, maka pemeriksaan tersebut bisa dilakukan di laut lepas dulu atau jangan sampai merapat sebelum diperiksa. “Maka saya juga minta kepada otoritas pelabuhan untuk lebih ketat melakukan skrining tersebut,” tambah Ganjar.
Sementara itu, bedasarkan laporan dari KKP Kelas II Cilacap kronologi temuan ABK asing terkonfirmasi positif bermula saat sebuah kapal asing bermuatan gula rafinasi tiba di Pelabuhan Cilacap pada tanggal 25 April 2021, sekitar pukul 16.00.
Begitu kapal bersandar, petugas KKP langsung melakukan pemeriksaan awal dengan hasil kondisi umum ABK tampak sehat. Setelah itu dilakukan rapid tes antigen terhadap 20 ABK dan menunjukkan hasil tiga orang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan pengambilan spesimen dengan PCR test di RS Pertamina Cilacap. Pada tanggal 26 April diterima hasil PCR yang menunjukkan ke-tiganya konfirmasi positif.
Lalu pada tanggal 28 April Boarding Officer KKP Kelas II Cilacap melakukan pengambilan sampel Genome untuk 3 ABK yang positif untuk dikirim ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI (Pusat).
Pada tanggal 30 April sampai 4 Mei dilakukan evakuasi para ABK ke RSUD Cilacap dan pemeriksaan spesimen PCR terhadap mereka dan didapatkan 13 ABK terkonfirmasi positif. Belasan ABK langsung isolasi dan sebagian juga mendapatkan perawatan di RSUD Cilacap.
Sambil menunggu hasil PCR kepada yang kontak erat, seluruh ABK melakukan isolasi mandiri di kapal dan tidak diperbolehkan turun dari kapal.
Sementara pada tanggal 1 hingga 4 Mei kapal bongkar muatan di dermaga IV Tanjung Intan Cilacap dengan pengawas dari petugas KKP.
Pada tanggal 4 Mei dilakukan pengawasan kapal dalam karantina di DU IV Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap oleh petugas shift 1 dan pukul 11.30 WIB, hasil aman terkendali dan sudah tidak ada kegiatan bongkar muat sejak tanggal 3 Mei pukul 15.00 WIB.
Berikutnya, pada 5 Mei RSUD Cilacap memberikan informasi bahwa salah satu pasien rujukan kapal dalam kondisi tidak stabil dan harus dilakukan pemantauan yang lebih intens.
Terhadap tenaga bongkar muat yang jumlahnya mencapai 49 orang juga sudah dilakukan rapid tes antigen dan hasilnya negatif semua.
“Kemarin sempat ramai beredar di media sosial kalau mereka orang India. Namun setelah dicek itu warga negara Filipina. Jadi perkembangan hingga detik terakhir ini saya kira penting untuk memberi penjelasan kepada masyarakat,” tambah gubernur.