Ahad 09 May 2021 08:40 WIB

ASN Diingatkan Salurkan Aspirasi Melalui Korpri

Ketua Korpri menilai, protes ASN soal THR seharusnya tidak disalurkan melalui petisi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Zudan Arif Fakrulloh
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Zudan Arif Fakrulloh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakrullah menyoroti penandatangan petisi sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang menolak tunjangan hari raya (THR) dibayar tidak penuh atau tanpa tunjangan kinerja. Ia mengingatkan aparatur sipil negara (ASN) agar dalam menyampaikan aspirasi maupun pendapat yang berbeda, melalui wadah yang tersedia yakni Korpri.

"Kalau ada ungkapan-undangan yang tidak cocok sebaiknya ASN disalurkan melalui Korpri, tidak melalui metode-metode seperti itu," kata Zudan yang dikutip dalam keterangannya, Jumat (7/5).

Baca Juga

Sudah mengingatkan ASN agar menyampaikan aspirasi tetap menjaga marwah sebagai bagian aparatur negara. Sedangkan, aksi penandatangan petisi menurutnya tidak tepat dilakukan oleh aparatur negara.

"Ini tidak cocok dengan kode etik menjaga NKRI, menjaga marwah negara. Semua ada salurannya. Harus disalurkan dengan baik," kata Zudan.

Sebelumnya, Zudan juga merespon petisi itu dengan mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) lebih bersyukur dan berbagi beban di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, nasib ASN jauh lebih beruntung dibandingkan masyarakat lain di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, meski ASN bekerja dari rumah atau work from home (WFH) namun masih memperoleh gaji secara utuh.

Seluruh ASN tahun ini juga memperoleh THR di tengah pandemi yang berdampak terhadap seluruh sektor, termasuk sektor keuangan negara yang sangat sulit.

"ASN mestinya bersyukur, saya mengajak teman-teman itu menaruh rasa syukur yang sedalam-dalamnya bahwa negara masih memberikan perhatian besar kepada para ASN," kata Zudan dalam keterangannya, Jumat (7/5).

Zudan, sebagai Ketua Korpri untuk mengajak ASN, termasuk para penandatangan petisi penolakan THR agar bersyukur, bahkan berbesar hati berbagi beban. Sebab, banyak masyarakat dengan profesi lain sangat terdampak, ada yang tidak mendapat THR, bahkan ada yang harus dirumahkan.

"Karena itu ASN semestinya bersedia berbagi beban, berbagi penderitaan, empati dengan kalangan masyarakat yang jauh lebih menderita," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement