REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kuartet Timur Tengah - Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Rusia, dan PBB, mendorong otoritas Israel untuk menahan diri. Hal itu menyusul serangan oleh polisi Israel terhadap warga Palestina di Al-Aqsa di Yerusalem Timur.
Kelompok itu, dalam sebuah pernyataan bersama, menuntut agar Israel menghindari tindakan yang akan meningkatkan ketegangan selama hari-hari suci umat Islam. Perwakilan Kuartet, yang bertujuan untuk merundingkan perdamaian antara Israel dan Palestina, mengatakan kelompok itu memantau situasi di Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua dan lingkungan Sheikh Jarrah.
Pernyataan tersebut menekankan komitmen peserta untuk solusi dua negara yang akan dicapai melalui negosiasi. Mereka juga menyuarakan keprihatinan besar mengenai keluarga Palestina yang diusir secara paksa dari rumah mereka di mana mereka telah tinggal selama beberapa generasi di lingkungan Sheikh Jarrah dan Silwan.
Kelompok ini mengatakan menentang tindakan sepihak Israel yang selanjutnya akan meningkatkan situasi yang sudah tegang. Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa otoritas Israel harus bertindak dengan menahan diri dan mendesak mereka untuk menghindari mengambil tindakan apa pun yang akan meningkatkan ketegangan selama hari-hari suci umat Islam.
Kuartet meminta semua pihak untuk melindungi dan menghormati status situs suci. Mereka meminta semua pemimpin untuk mengambil tindakan terhadap ekstremis dan bersuara menentang tindakan kekerasan dan provokasi.
Yerusalem Timur, di bawah pendudukan, telah mengalami ketegangan beberapa hari ini karena ancaman relokasi paksa terhadap orang-orang Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah. Serangan oleh polisi Israel terhadap Al-Aqsa semakin menambah ketegangan di kota suci itu.