REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beragam pertanyaan terkait vaksin Covid-19 terus mengemuka. Salah satunya, mengenai apakah vaksin bisa memengaruhi siklus menstruasi pada perempuan. Sejauh ini, belum ada bukti terkait dampak khusus tersebut.
Vaksin dirancang untuk mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, dan sulit mengaitkannya dengan perubahan siklus haid yang dialami perempuan. Lazimnya, perubahan siklus menstruasi disebabkan oleh faktor lain.
Beberapa di antara penyebabnya adalah tingkat stres, pola makan, dan kebiasaan olahraga. Akan tetapi, para ilmuwan mengakui ada kekurangan data pelacakan perubahan siklus menstruasi setelah vaksinasi pada perempuan secara umum.
Saat ini, topik tersebut sedang terus didalami. Walaupun akhirnya pakar kesehatan menemukan hubungan antara vaksin dan perubahan siklus menstruasi untuk jangka pendek, mereka menegaskan bahwa itu bukan alasan menghindari vaksinasi.
"Manfaat mendapatkan vaksin tentu jauh lebih besar daripada bertahan dengan satu periode haid yang berat, jika memang terkait," kata ginekolog di Yale University School of Medicine, Profesor Mary Jane Minkin.
Survei untuk penghimpunan data mengenai hubungan antara vaksin Covid-19 dan perubahan siklus menstruasi telah diluncurkan. Peneliti dari Universitas Washington di St Louis, Katharine Lee, berharap inisiatif tersebut dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Sementara, dokter kandungan dan ginekolog di San Francisco Bay Area, Jen Gunter mengatakan bahwa bisa saja ada hubungan antara keduanya. Pasalnya, lapisan rahim yang terlepas selama periode menstruasi mengandung sel-sel kekebalan yang membantu melindungi rahim.
Meski begitu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dan American College of Obstetricians and Gynecologists menyatakan belum ada bukti gamblang. Vaksin jenis apapun, termasuk vaksin Covid-19, belum terbukti memengaruhi kesuburan, dikutip dari AP, Ahad (9/5).