REPUBLIKA.CO.ID, RABAT – Kepala kantor diaspora Hamas Khaled Meshaal mengatakan pengusiran yang dilakukan otoritas Israel terhadap warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, adalah sebuah tindak pembersihan etnis. Hamas menekankan tidak akan pernah menyerah kepada penjajah Zionis.
"Apa yang terjadi di Sheikh Jarrah adalah pembersihan etnis dengan mengusir keluarga yang memiliki sejarah di lingkungan ini," kata Meshaal dalam sebuah acara yang digelar Moroccan Association for the Support of the Ummah Causes dengan tajuk “Jerusalem and the Promise of the Hereafter," dikutip laman Anadolu Agency, Ahad (9/5).
Dia menekankan pentingnya Yerusalem bagi rakyat Palestina. “Tidak ada kehidupan bagi kami tanpa Yerusalem. Yerusalem bukanlah ibukota politik, agama, spiritual, dan peradaban, melainkan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan itu adalah tanah yang Tuhan telah janjikan kepada kita untuk menjadi tanah yang menentukan dengan Zionis pada awalnya dan babak terakhir,” ujarnya.
"Umat (bangsa) akan menang dan musuh-musuhnya akan dikalahkan meskipun semua penderitaan yang dialaminya dan upaya untuk memecah belahnya," kata Meshaal menambahkan.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah warga Palestina menggelar aksi protes sebagai bentuk solidaritas untuk penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah. Israel berencana mengusir warga Palestina yang tinggal di daerah tersebut dan menyerahkan tanah dan propertinya ke asosiasi permukiman Yahudi.
Bentrokan antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel pecah pada Jumat (7/5) lalu. Lebih dari 290 warga Palestina terluka dalam kejadian tersebut. Israel mulai menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967. Ia mencaplok semua wilayah kota itu pada 1980. Hingga kini pencaplokan itu tidak pernah diakui komunitas internasional.